59. Karena Cinta

1 1 0
                                    

Ainin, Ria, Tia dan Meli berkumpul di kamar mereka. Mereka menonton sambil ngobrol, terkadang mereka tertawa terbahak-bahak entah menertawakan apa.

"Mm aku haus, aku ke dapur dulu yah. Ada yang mau minum juga?"

"Gue, tapi nggak papa kan gue nitip?" tanya Ria

Ainin tersenyum

"Nggak papa, kan aku yang nawarin. Tia? Meli?"

"Gue juga"

"Gue juga kayaknya"

"Yasudah aku ke dapur dulu"

Ainin pun keluar dari kamar menuju dapur. Cukup sunyi saat keluar kamar, itu karena mereka hanya berempat di villa yang besar ini.

Ainin buru-buru mengambil minuman di kulkas kemudian kembali ke kamar. Saat ingin membuka pintu kamar, Ainin geleng-geleng mendengar suara teman-temannya yang terdengar keras itu.

Suara pintu terbuka membuat ketiga gadis itu menghentikan aktifitasnya dan menatap ke arah pintu.

"Cepat banget baliknya? Perasaan baru 10 detik lo keluar" tanya Tia

"Haha bukan di Amerika kan letak dapurnya?" ucap Ainin ikut duduk dan memberikan minuman kepada temannya.

Perkataan itu membuat Tia cemberut dan meminum minumannya sedangkan Ria dan Meli menertawakan Tia.

"Udah deh jangan ketawain gue, lagi kesel juga"

"Ulululu Tia kezell" ucap Ria mencubit kedua pipi Tia

"Woiii sakittttt" ucap Tia melepas tangan Ria dari pipinya

Tiba-tiba handphone Ainin berdering. Mereka berempat terdiam, Meli menoleh kebelakang dan mendapatkan handphone Ainin dikasur ia pun mengambilnya.

"Siapa Mel?" tanya Ainin, Meli hanya tersenyum dan memberikan handphone Ainin

"Siapa sih Mel? " tanya Ria penasaran

"Lihat aja sendiri" ucap Meli mengangkat bahunya acuh.

Karena penasaran Ria dan Tia mendekati Ainin.

"Wahhhh makin dekat nih yah" goda Tia

"Kenapa nggak di angkat?" tanya Ria, Ainin menggeleng kemudian menyimpan hpnya di sampingnya.

Handphone Ainin kembali bergetar, Tia buru-buru mengambil handphone Ainin dan menjawab telepon Gilang. Ainin kaget dan menatap Tia horor. Tia hanya tersenyum dan mengangkat tangan kanannya untuk menyuruh Ainin diam.

"Halo, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam Gilang, ada apa telpon malam-malam? Lo kangen yah sama Ainin? Heheh sorry Ainin lagi di kamar mandi"

Ainin membulatkan matanya, "kamu berbohong Tia!" ucap Ainin berbisik, lagi-lagi Tia mengangkat tangan kanannya.

"Oh gitu, kasi tau Ainin untuk telpon gue balik kalau dia udah keluar dari kamar mandi"

Tia menutup mulutnya yang terbuka dan berusaha menahan ketawanya.

"Lo ngomong aja sama gue. Nanti gue samperin ke Ainin."

"Hmm kasi tau gue kalau Ainin udah keluar kamar mandi"

"Wahh bawel banget, lo boleh percaya sama gue. Atau ahhhh gue tau lo nggak bisa kan kalau nggak dengar Ainin bicara sama lo?"

"Kasi tau gue kalau Ainin udah keluar dari kamar mandi"

"Jujur aja sih, gue nggak bakalan ngejek lo"

Kisah Kehidupan NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang