Setelah kesembuhannya, Nisa pun kembali ke sekolah tanpa bersama Aisyah. Hubungannya dengan Aisyah semakin renggang. Inilah yang Nisa takutkan selama ini, kehilangan sahabat seperti Aisyah. Tapi, Nisa yakin lebih baik Nisa jujur daripada menyimpan rasa bersalah. Nisa legah telah mengatakannya tapi Nisa juga sedih karena Aisyah menjauhinya.
Saat memutuskan untuk memilih ke jalan yang benar dan menjauhi segala prasangka maka kita harus siap menerima apapun yang terjadi. Kita harus merelakannya walaupun orang yang kita sayang menjauhi kita. Karena itu memang sudah menjadi pilihan kita dan harus kita hadapi.
"Kok kalian tidak bersama ke sekolah seperti biasanya?" tanya Lily
"Mmm mungkin Aisyah punya keperluan jadi dia datang terlebih dahulu ke sekolah," imbuh Nisa padahal ia tau alasan Aisyah lebih duluan ke sekolah karena Aisyah ingin menjauhinya.
"Kalian nggak ada masalah kan?" tanya Lily merasa curiga.
"Nggak kok," ucap Nisa kemudian duduk di kursinya, disamping Aisyah.
"Li, kita tukaran tempat duduk," ucap Aisyah
"Tapi... "
"Gue ngk mau duduk dengan dia," ucap Aisyah menunjuk Nisa
"Kalian kan sahabatan kenapa ha-"
"Kalau nggak mau yaudah, cerewet banget sih!!" ucap Aisyah memotong ucapan Lily.
Semua orang melongo mendengar nada ketus dari Aisyah. Menjadi tanda tanya bagi semua orang atas sikap Aisyah.
Nisa sadar, ia pantas mendapatkan kebencian Aisyah. Dia harus belajar kuat, meski sebenarnya dia tidak bisa. Terlalu banyak kenangannya bersama Aisyah membuatnya tidak rela jika di benci oleh Aisyah.
"Li, kamu duduk aja sama aku. Ambil tas kamu juga."
"Mmm iya, iya"
Lily pun kemudian mengambil tasnya dan duduk disamping Nisa.
"Lo masih mau ngomong kalau kalian nggak ada masalah?" sindir Lili
"Maaf Li. Aku dan Aisyah memang ada masalah. Tapi, secepatnya aku akan menyelesaikannya."
"Kalian memang ada masalah apa? Kayaknya masalah besar karena Aisyah tidak pernah seperti ini sebelumnya."
"Udah deh Li, aku capek bahas ini, please jangan tanya aku yang tidak bisa aku jawab"
"Maaf," ucap Lili merasa bersalah.
*****
Bel istirahat sudah terdengar, Nisa pun keluar dari kelas diikuti oleh Lili.
"Nis, kita ke kantin yuk," ajak Lili
"Mmm maaf, Li. Aku nggak bisa ke kantin, aku ada urusan."
"Kalau gitu gue temanin lo, yah?" tawar Lili namun mendapatkan gelengan dari Nisa.
"Tapi kamu mau kekantin kan? Aku sendiri saja"
"Nggak, Nis. Gue mau bantu lo. Lo orang baik, lo selalu membantu orang lain termasuk gue. Jadi, sebagai gantinya sekarang gue mau bantu lo."
"Makasih yah, padahal aku nggak pernah merasa bantu kamu loh."
"Saat gue kesusahan belajar, lo bantu gue sehingga gue bisa mengerti. Apa itu bukan bantuan?" tanya Lily
"Aku ikhlas membantumu, lagian kita harus saling membantu satu sama lain."
"Kalau lo berkata seperti itu jadi jangan larang gue untuk bantu lo," ucap Lili tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kehidupan Nisa
RomanceKisah kehidupan yang sangat rumit yang harus dijalani oleh seorang gadis remaja. Hanya karena suatu kesalahpahaman membuat kehidupan gadis itu berubah. . . Oke lebih lanjutnya silahkan baca di cerita. Dan semoga disuka yah, ini cerita pertamaku. Ma...