32. Sekolah Baru

12 4 0
                                    

Keesokan harinya Nisa sudah siap dengan seragam barunya.

"Nisa buka pintunya sayang," ucap Sandra mengetuk pintu kamar Nisa

"Iya mah, Nisa sudah mau keluar," ucap Nisa berjalan membuka pintu kamarnya.

"Ayo turun ke bawah, kamu sarapan dulu sebelum berangkat."

"Iya mah."

Di anak tangga tiba-tiba Sandra berucap sambil mengambil tangan Nisa. Hal tersebut membuat Nisa menoleh.

"Kalau ada apa-apa cerita sama mama yah. Jangan sungkan. Anggap mama adalah mama kandung kamu sendiri."

"Iya mah makasih," ucap Nisa memeluk Sandra.

"Sebenarnya mama sudah lama ingin punya anak perempuan, tapi Allah belum memberikannya kepada mama. Saat kamu datang, mama senang. Akhirnya impian mama terwujud."

"Aku senang mendengarnya mah," ucap Nisa melepaskan pelukannya dan tersenyum manis.

Sandra juga ikut tersenyum, ia perlahan menyentuh kepala Nisa. "Kamu anak yang baik."

Nisa dan Sandra pun kembali berjalan menuju meja makan.

"Pah."

"Ehh Nisa, ayo sarapan nak"

"Iya pah."

Setelah sarapan Nisa pun kemudian pamit kepada Sandra dan berangkat ke sekolah bersama Aditama.

"Belajar yang baik yah, kalau ada apa-apa telpon papa. Nih papa kasi kamu ponsel buat kamu pake," ucap Aditama sambil memberikan ponsel yang harganya mahal.

Nisa kaget sekaligus tidak menyangka di berikan ponsel mahal seperti itu.

"Tapi pah, ini harganya mahal pah."

"Nggak papa, ambil aja. Yang penting kamu belajar yang baik yah," ucap Aditama mengelus lembut kepala Nisa dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya fokus untuk menyetir.

"Makasih pah."

Aditama tersenyum dan mengangguk

"Anak yang baik. Semoga Sandra tetap bahagia dan tidak sedih lagi untuk memiliki seorang anak perempuan." batin Aditama

"Nah sudah sampai, itu sekolah kamu," ucap Aditama menghentikan mobilnya dan menunjuk sekolah Nisa.

"Besar banget, pah."

"Hahahahah, senang? "

"Senang pah, oh iya itu SMA kan bukan MA?"

"Iya kenapa?"

"Mmm aku sekolah di MA yah, bagaimana bisa mereka menerima murid baru dari MA?"

Aditama tersenyum dan berucap,
"Ayah sudah mengurusnya, kamu hanya perlu masuk sekolah dan belajar dengan baik."

"In syaa Allah pah. Papa hati-hati di jalan, semangat kerjanya. Nisa masuk dulu. Assalamualaikum," ucap Nisa menyalimi Aditama

"Iya Nisa, wa'alaikumsalam."

Seteleh kepergian Aditama, Nisa pun berjalan masuk ke sekolahnya. Satpam yang menjaga pintu gerbang tersenyum hangat kepada Nisa, Nisa hanya bisa membalas dan kembali melangkah.

"Lo yang namanya Nurul Annisa?" ucap seseorang dan berhasil mengagetkan Nisa.

"Mmm i-iya."

"Nggak usah gugup begitu. Gue ketua osis di sekolah ini. Gue di beri tugas untuk mengantar lo ke kelas," ucap Gilang.

Kisah Kehidupan NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang