38. Pergantian Nama

12 4 0
                                    

Mobil yang di kendarai Alwi dan Nisa sudah sampai di pekarangan rumah. Alwi melihat ke samping dan berniat membangunkan Nisa yang sedang tertidur. Tangannya mulai terulur ke arah Nisa, namun gadis itu tiba-tiba mengerang membuat tangan Alwi terulur kembali. Ternyata Nisa belum bangun, ia hanya mengerang dan bergerak sedikit dari posisinya yang sebelumnya.

"Ya Allah ini anak! Kirain udah bangun" Alwi kembali mengulurkan tangannya untuk menepuk pipi gadis itu. Lagi-lagi tangannya terulur kembali karena melihat gadis itu tertidur sangat pulas, hingga ia tidak tega untuk membangunkan adiknya.

Alwi perlahan membuka pintu mobil kemudian berjalan menuju pintu penumpang. Ia membuka pintu mobil itu dan menggendong Nisa.

Sampai di depan pintu Alwi mengucapkan salam dan di jawab oleh penghuni rumah. Pintu di buka oleh Bi Ijah dan Alwi pun langsung masuk ke dalam rumah.

"Nisa kenapa Alwi? " terdengar nada khawatir dari Sandra disusul oleh Aditama di belakang Sandra.

"Adikmu kenapa? "

"Dia hanya tertidur pahh, mah. Alwi ngk tega bangunin Nisa , jadi Alwi menggendong dia."

Percakapan itu berhasil membuat Nisa terusik, ia perlahan membuka matanya dan pertama yang ia lihat adalah seorang laki-laki.

"Ahhhh mamaaaaaaaaa aku terbang!!! " ucap Nisa melihat ke samping bawah dan beralih melihat laki-laki di depannya.

"Kamuu siapa!!! TURUNIN AKU!!! " teriak Nisa, Alwi mendengarnya langsung kaget dan menjatuhkan Nisa dari gendongannya

"Arghhhhhhhh!!! Sakit! " ucap Nisa mengelus bokongnya. Aditama dan Sandra langsung menatap tajam Alwi. Sedangkan Alwi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Heheh maaf dek, Alwi ngk sengaja. Makanya jangan teriak-teriak, kan kakak kaget. Tapi lucu sih kalau kamu jatuh hahahah" ucap Alwi minta maaf menahan tawanya namun ia tidak bisa menahannya sehingga ia tetap tertawa.

Nisa menatap tajam kakaknya dan masih mengelus bokongnya

"Ihhh kakak kira ini tidak sakit apa?! Sakit tau"

"Tau kok, yaudah sini kakak gendong kamu lagi kalau bokongnya masih sakit"

"Ngk! nanti aku di jatuhin lagi! "

Aditama dan Sandra hanya bisa menggeleng menyaksikan perdebatan itu.

Nisa perlahan berdiri, dan berjalan naik tangga. Meski rasanya masih sakit, tapi ia masih bisa berjalan.

"Kamu ini Alwi" ucap Sandra menggelengkan kepalanya dan Alwi menggaruk tengkuknya.

"Hehehe maaf mah reflek, yaudah Alwi ke kamar dulu mah,pah"

Sampai di tengah tangga, Alwi sudah menyusul Nisa. Dengan tanpa aba-aba ia kembali menggendong adiknya.

"Ihh kak ngapain gendong aku sih?! Turunin ngk! "

"Jalannya lambat sih, kan kakak jadi gemes mau gendong"

Nisa memajukan bibirnya dengan raut wajah yang sangat kesal. Sedangkan Alwi tertawa melihat ekspresi itu.

Setelah mandi dan Shalat maghrib, Nisa kemudian membuka pintu kamarnya dan berjalan turun ke meja makan.

"Bagaimana dengan bokongmu Nisa? Masih sakit? " tanya Sandra

"Udah ngk sakit kok mah"

"Alhamdulillah yaudah kita makan"

Meraka pun makan malam dengan hikmat, dentingan sendok menguasai ruangan meja makan itu tanpa ada yang membuka suara.

Setelah selesai makan Aditama, Sandra, Alwi dan Nisa ke ruang keluarga dan menonton TV.

"Nisa" panggil Aditama membuat Nisa menoleh

"Iya pah? Ada apa? "

"Papa ingin mengubah namamu ke marga keluarga kita dan mengubah namamu yang dulu"

Perkataan Aditama membuat Alwi ikut menoleh. Sandra yang di sebelah Aditama hanya diam karena ia sudah membicarakan ini sebelumnya dengan suaminya

"Tapi pah, ini sudah terlambat" ucap Nisa menundukkan kepalanya membuat Aditama, Sandra dan Alwi melihatnya.

"Terlambat? Apanya yang terlambat sayang? " ucap Sandra mengelus kepala Nisa

"Di sekolah sudah tercantum nama Nisa, dan teman-teman Nisa juga sudah memanggil Nisa dengan nama Nisa sendiri" mendengar itu Aditama dan Sandra tersenyum

Alwi yang sedari tadi diam langsung angkat bicara.

"Itu mudah dek bagi papa. Kamu belum kenal papa Kalau papa adalah pemilik sekolah itu" ucap Alwi, Nisa langsung kaget dan menutup mulutnya.

"Sekolahku yang besar itu milik papa? "

"Iya sayang, ada apa? " kata Sandra

"Mm ngk mah, Nisa kaget karena Nisa baru tau dan Nisa masih belum percaya soalnya sekolah itu besar banget"

"Yasudah bagaimana dengan perkataan papa tadi? Apakah kamu menyetujuinya nak? " ucap Aditama

Nisa mengangguk

"Nisa tidak punya alasan lagi, jadi Nisa akan setuju dengan hal ini"

"Baiklah mama dan papa sudah menentukan nama yang cocok denganmu"

"Apa mah? "

"Saquella Ainindya Aditama"

"Wah nama mu bagus sekali dek"

"Nama yang bagus mah, pah. Aku suka"

"Syukurlah kalau kamu suka. Papa akan mengurusnya segera di sekolahmu atas pergantian namamu. Sedangkan temanmu, kamu yang memberi taunya"

"Baik pah"

"Jadi namamu mau di panggil apa dek? "

"Mmm Ainin aja"

"Pilihan yang pas, mama juga kepikiran panggilan itu"

"Iya mah. Kak, Nisa boleh bertanya? Maksudnya Ainin boleh bertanya?"

"Hmm apa?"

"Kalau nama panjang kakak apa? Ni-Ainin mau tau"

"Cie yang kepo" goda Alwi kepada Nisa sambil mencoel dagu Nisa

"Ishh kakak bukannya kepo, tapi Ainin harus tau kan?"

"Iya iya adekku sayang, baperan banget sih. Nama kakak Alwiansyah Rahel Aditama"

"Nama kakak Bagus, oh iya kenapa ngk di panggil Rahel aja? Kan Bagus kak"

"Yah mau di panggil Alwi aja, Rahel pasaran"

"Bukannya nama Alwi juga pasaran kak? "

"Iya juga sih, tapi kurangan Alwi. Lagian kan sudah terlanjur nama panggilan kakak, Alwi."

"Iya sih kak"

Sandra dan Aditama yang melihat keakraban mereka tersenyum senang. Alwi dengan gemas mencubit pipi Nisa sedangkan empunya meringis pelan dan memukul kakaknya dengan wajah kesal.

~~~~~~

Next kuy!
⇩⇩⇩

Kisah Kehidupan NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang