Tittttt
Bunyi klakson mobil membuat satpam yang berjaga di rumah itu membuka pagar lebar-lebar agar mobil itu bisa masuk di pekarangan rumah.
Ainin pun turun dari mobilnya dan tersenyum kepada pak mamang. Yah, hari ini Ainin memang lebih awal pulang dari hari sebelumnya karena ia tidak belajar.
"Makasih yah pak, semangat" ucap Ainin dengan menyemangati pak mamang
"Iya non, heheh makasih"
"Saya masuk dulu yah, pak."
"Iya non, monggo"
Ainin pun berjalan masuk kedalam rumahnya setelah mengucapkan salam. Bi Ijah dengan antusias menyambut kedatangan Ainin.
"Mama belum pulang, bi? "
"Belum non"
Ainin mengangguk-anggukkan kepalanya
"Yasudah, Ainin ke kamar dulu yah bi. "
"Nggak makan dulu, non? "
"Nanti saja, saya mau bersih-bersih dulu. Udah keringatan soalnya. Heheh"
"Iya non."
Decitan pintu membuat Ainin dan Bi Ijah menatap kearah pintu. Dengan diiringi salam, seseorang masuk dan tersenyum kepada Ainin dan Bi Ijah. Ainin dan Bi Ijah juga tersenyum dan menjawab salam.
"Mama" ucap Ainin kemudian menyalami tangan Sandra.
"Kamu udah balik? Tumben pulang lebih awal"
"Nggak belajar mah"
"Yasudah kamu bersih-bersih dulu, terus turun makan yah. "
"Siap, mama" ucap Ainin dengan tangan kanannya yang di naikkan kemudian hormat kepada mamanya. Sandra pun geleng-geleng dan begitupun dengan Bi Ijah yang hanya tersenyum.
Setelah bersih-bersih Ainin pun turun ke meja makan untuk makan siang.
"Hai sayang. "
"Hai mama, heheh"
"Kamu ini"
Ainin cengengesan dan duduk bersama Sandra.
"Makan yang banyak, jangan sampai kamu kurus." ucap Sandra mengambilkan nasi sepiring ke piring Ainin
"Banyak sekali mama"
"Ini nggak banyak sayang, kamu harus menghabiskannya. Masa kamu mau kurus terus? "
"Yah mama, aku benar-benar nggak sanggup habisin segitu. Apalagi di sekolah tadi aku sudah makan. "
"Makan apa? "
"Bakso"
"Itu hanya mengenyangkan sesaat, kamu harus makan banyak-banyak."
"Aduh mah, nanti Ainin tambah yah" ucap Ainin kemudian mengembalikan seperdua nasinya ketempatnya.
"Kapan kamu gemuk kalau makan kamu cuma segitu. "
"Mah jangan doain Ainin jadi gemuk yah."
"Kenapa sayang? Mama itu malah lebih suka kamu lebih berisi daripada kurus begini. Lihat tanganmu, -Sandra mengambil tangan Ainin dan memperhatikannya- ini kurus sekali sayang."
"Ahhh mama, Ainin tidak kurus kok. Ini namanya ideal, heheh. "
"Ideal apanya, berat badan kamu hanya 40."
"Nanti ada saatnya Ainin berisi mah. Jadi mama tidak perlu khawatir"
"Kapan itu terjadi? Bagaimana mungkin mama tidak khawatir jika anaknya kurus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kehidupan Nisa
RomansaKisah kehidupan yang sangat rumit yang harus dijalani oleh seorang gadis remaja. Hanya karena suatu kesalahpahaman membuat kehidupan gadis itu berubah. . . Oke lebih lanjutnya silahkan baca di cerita. Dan semoga disuka yah, ini cerita pertamaku. Ma...