15. cerita pahit tentang Akram

21 6 0
                                    

Nisa membulatkan matanya seketika. Apa dia tidak salah dengar jika Fahmi adalah kakak Akram. Kok bisa?

"Haaaa?? Ma-maksud kakak adik kandung? Kok bisa? Kok Nisa tidak tau?" tanya Nisa bingung

"Hhhh Nisa, Nisa. Emang banyak yang nggak tau kalau gue dan Akram itu saudaraan. Bahkan jika gue ngomong ke orang lain kalau gue saudaraan sama Akram, mereka pasti nggak akan percaya juga. Pasalnya, muka gue sama Akram beda. Akram dan gue memang saudaraan, tapi bukan adik kandung."

"Bukan adik kandung? Lalu apa kak?" tanya Nisa kembali

"Ceritanya panjang Nisa," ucap Fahmi menghela nafas panjang.

"Aku ingin dengar kak," ucap Nisa antusias. Dia sangat ingin mendengar cerita Fahmi. Entah karena apa? Yang pasti dia sangat penasaran.

Akhirnya Fahmi lebih memilih untuk mengalah.

"Lebih baik kita duduk dulu disana," kata Fahmi menunjuk kursi panjang yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Nisa hanya menurut dan mengikuti Fahmi menuju kursi panjang itu.

"Jangan bilang ke siapa-siapa, yah," ucap Fahmi dan mendapat anggukan dari Nisa. Fahmi pun menghirup nafas dalam-dalam sebelum menceritakannya.

Flashback On

"Papa sudah pulang? " tanya Fahmi yang berumur 10 tahunan yang sedang menonton di ruang tamu.

"Iya Fahmi, mama mana? " tanya pria paru baya itu.

"Ada di dapur, pah"

Setelah mendengar perkataan putranya, Rusdi pun langsung berjalan ke arah dapur dan melihat istrinya yang sedang memasak. Rasa bersalah menerpanya, ia pun langsung memeluk istrinya dari belakang.

"Mas sudah pulang?" tanya sang istri

"Iya sayang"

"Udah gih sana, aku mau masak mas. Temenin anak kamu aja yang lagi nonton"

"Mas, kangen sama kamu" ucap Rusdi yang masih memeluk istrinya

"Siapa suruh selalu keluar kota. Belum cukup seminggu mau keluar kota lagi" kata sang istri yang terdengar kesal.

Mendengar ucapan sang istri, Rusdi tiba-tiba tercekat mendengarnya. Jika istrinya tau yang sebenarnya. Apakah istrinya akan memaafkannya?

Setelah makan malam Rusdi dan istrinya segera ke kamar dan menyuruh Fahmi ke kamarnya juga.

"Sayang," panggil Rusdi mendekati istrinya yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Ada apa mas? "

Rusdi menelan ludahnya berulang kali. Ia tidak tau harus memulai dari mana, ia takut melukai hati sang istri.

"Mas mau bicara sama kamu. Tapi mas takut kamu jauhin mas" ucap Rusdi

Linda memegang wajah Rusdi memberinya kehangatan sebagaimana mestinya sebagai seorang istri.

"Katakanlah mas, aku tidak akan jauhi mas," ucap Linda

"Mas..... " Rusdi menggantungkan perkataannya. Ia sungguh tidak yakin untuk mengatakannya. Ia sangat takut jika Linda menjauhinya dan membawa anaknya pergi darinya.

Linda masih menunggu perkataan suaminya dan bersandar di bahu suaminya.

"Mas punya anak dari orang lain," ucap Rusdi lirih

Deg! Linda langsung menatap Rusdi dan mencari kebenaran di mata sang suami. Tapi nihil, sorotan mata suaminya tidak terlihat sedang berbohong.

Kisah Kehidupan NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang