Ainin dkk sudah berada di kantin sekolah, sejak waktu istirahat beberapa menit yang lalu.
"Ehh bentar lagi kita ulangan loh!" ucap Ria
"Haaa! Wait-wait ulangan?" kaget Tia
"Iya,, minggu depan kita ulangan"
"Mendadak banget!!!"
Meli memutar bola matanya malas
"Lo aja yang ngk sadar! Kita-kita emang udah tau klu bulan ini akan ada ulangan semester. Yakali lo mau terus kelas XI. "
"Yah tapi kan gue belum siap"
"Makanya belajar"
Ainin sedari tadi hanya diam fokus mendengarkan dan memakan baksonya.
"Ainin, bagaimana persiapan lo? " tanya Ria. Karena ditanya, Ainin pun langsung mendongakkan kepalanya menatap Ria. Masih ingat kan? Kalau ada yang ajak kita bicara, kita juga harus melihatnya untuk menghormati orang tersebut.
"Yah gitu-gitu aja"
"Lo ngk belajar?"
"Belajar"
"Lo ngk panik? "
"Namanya juga belajar, Ri. Buat apa panik kalau persiapannya udah matang"
"Benar juga sih, bukannya lo jarang masuk yah?"
"Kamu ngk ingat aku sering minjam buku kamu? Tujuannya aku pinjam buku kamu untuk menyalin catatan ataupun tugas"
"Ohh iya yah." Ainin pun mengangguk dan ingin melanjutkan memakan baksonya. Namun karena pertanyaan Tia selanjutnya membuat Ainin mengurungkan niatnya.
"Ainin, gue mau bertanya? "
"Apa? "
"Lo peringkat berapa di sekolah lo dulu? "
"Juara 1 sih" ucap Ainin santai
"Haaaa juara 1? Lo santai banget ngomong juara 1!"
"Terus aku harus ngapain? "
"Tegas kek, atau apa yah? Ahhh gue bingung mau ngomong apa!!"
"Maksud kamu semangat? "
"Yah ituu maksud gue"
"Bodoh jangan dirawat, Ti" ucap Meli prihatin
"Gue ngk bodo yah! "
"Terus? "
"Gue cuman lupa, namanya juga manusia yang tak pernah luput dari lupa"
"DOSA KALI! "
"Sama aja, manusia kan emang pelupa"
"Perlu gue siram kalian air bakso dulu baru berhenti bertengkar? " sindir Ria yang masih memakan baksonya dengan tenang.
"Jahatttt kamu mah sama anakmu sendiri" ucap Tia dramatis sedangkan Ria dan Meli langsung berpura-pura muntah. Ainin menggelengkan kepalanya lalu memakan baksonya.
Tanpa Ainin sadari, sedari tadi dari pojok kantin ada yang memperhatikannya.
"Nin, Gilang lihat lo terus keknya" ucap Ria
Tia dan Meli pun langsung mencari keberadaan Gilang. Dan saat mereka melihatnya, mereka membenarkan perkataan Ria.
"Gue curiga" gumam Tia membuat mereka langsung mengerutkan dahinya.
"Gue curiga kalau Gilang punya perasaan sama lo, Nin"
"Ngk mungkin, Ti" ucap Ainin tidak membenarkan perkataan Tia
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kehidupan Nisa
RomanceKisah kehidupan yang sangat rumit yang harus dijalani oleh seorang gadis remaja. Hanya karena suatu kesalahpahaman membuat kehidupan gadis itu berubah. . . Oke lebih lanjutnya silahkan baca di cerita. Dan semoga disuka yah, ini cerita pertamaku. Ma...