11. Maaf

26 6 0
                                    

Aisyah bingung melihat sahabatnya. Sejak kepulangan Nisa dari perpus, sahabatnya itu terus melamun tidak seperti biasanya.

Sepulang sekolah, Nisa tidak pergi ke taman belakang. Dia langsung mengajak Aisyah pulang. Hal ini membuat Aisyah semakin bingung. Pasalnya sahabatnya itu selalu ke taman belakang Madrasah sepulang sekolah. Tapi kali ini? Nisa lebih memilih pulang.

"Nis, lo kenapa sih? Dari tadi melamun terus? Gue khawatir lihat lo begini" ucap Aisyah khawatir dengan sahabatnya

"Hmm"

Setelah mendengar jawaban dari Nisa. Aisyah benar-benar khawatir. Tadi ia bingung tapi sekarang ia khawatir. Sejak kapan sahabatnya itu dingin? Oh astaga!

Sesampainya di asrama, Nisa langsung tengkurap di kasur asramanya. Menenggelamkan wajahnya di bantal.

Aisyah yang melihat kelakuan sahabatnya langsung mendekat dan mengelus punggung sahabatnya.

"Nisa ngomong dong! Kalau ada masalah itu ngomong bukan diam gini! Gue takut lo kenapa-napa" ucap Aisyah dengan khawatir.

"Hiks hiks hiks"

Aisyah mematung saat mendengar tangisan Nisa meledak. Aisyah bingung, ada apa dengan sahabatnya ini. Baru kali ini melihat Nisa menangis.

Aisyah tau jika sahabatnya ini, tidak akan menangis jika hanya masalah sepele. Masalah sahabatnya sepertinya adalah masalah besar. Aisyah merasa dia harus bertindak. Dia harus menyelesaikan masalah sahabatnya ini. Dia tidak sanggup melihat sahabatnya sedih seperti ini.

"Nisa" panggil Aisyah.

Nisa yang mendengar panggilan Aisyah, membuatnya langsung bangun dari posisi tengkurapnya lalu memeluk sahabatnya. Sedangkan, Aisyah kaget karena sahabatnya langsung memeluknya dan dia pun langsung membalas pelukan sahabatnya

"Hiks hiks hiks"

"Sudah jangan nangis, sekarang gue tanya, lo kenapa?" tanya Aisyah disela-sela pelukan mereka.

"Akram" lirih Nisa

Aisyah yang mendengar satu nama yang di sebutkan Nisa. Seketika menyorotkan matanya tajam. Ternyata Akram lah yang telah membuat sahabatnya seperti ini.

Seharusnya Aisyah sadar jika dalang dari semua ini adalah Akram. Karena Akram lah yang menyusul Nisa di perpus tadi.

"Huftssss" helaan nafas terdengar dari mulut Aisyah.

Dia akan menyelesaikan masalah sahabatnya ini besok, sekarang yang perlu ia lakukan adalah menenangkan sahabatnya.

***

Keesokan harinya Nisa dan Aisyah pun berangkat ke sekolah. Baru kali ini penampilan Nisa berantakan. Matanya sembab, hidungnya merah, wajah yang pucat. Sungguh menyedihkan.

"Nis gue mau keluar sebentar yah" ucap Aisyah

"Hmm"

Lagi-lagi Aisyah menghela nafasnya mendengar jawaban dari Nisa.

Aisyah pun keluar kelasnya menuju kelas X IIS2. Aisyah menyusuri koridor sekolah sampai ia sudah berada di kelas X IIS2

"Akram ada di dalam? " tanya Aisyah pada salah satu siswi kelas X IIS2

"Lo siapa? "

"Gue Aisyah kelas X MIA1, gue kesini cari Akram. Akram ada didalam? "

"Iya ada. Tunggu, gue panggilin"

Setelah menunggu sebentar kini Akram sudah ada di depan Aisyah.

"Kenapa? "

"Gue mau ngomong sama lo sebentar di perpus"

Kisah Kehidupan NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang