"Alhamdulillah bukunya udah ketemu" ucap Ainin kemudian mencoba mengambil buku di rak buku yang paling atas. Beberapa kali Ainin mencoba tapi ia tidak bisa mengambil buku itu karena terlalu tinggi. Tiba-tiba ada sebuah tangan terjulur mengambil buku itu
"Makanya jadi orang itu harus tinggi" ucap Gilang
"Tubuh aku ciptaan Allah yah, bukan ciptaan aku. Kalau aku pendek itu memang sudah takdirnya aku pendek."
"Ceramah aja terus!"
"Aku ngk ceramah aku lagi ngomong! Tapi, makasih udah ambilin buku itu." tunjuk Ainin pada buku yang ada di tangan Gilang
"Maksud lo buku ini? " ucap Gilang mengangkat Buku Fisika ke sampingnya untuk memperlihatkan buku itu lebih jelas.
"Yaiyyalah buku itu, masa iyya buku yang lain"
"Maaf yah mbak, anda sangat pd sekali. Gue ambil buku ini karena gue membutuhkannya" ucap Gilang melangkah pergi, Ainin melongo dan mencoba untuk sabar.
"Sabar, sabar, sabar orang sabar disayang Allah. Sabar sabar,, lama-lama kok aku makin marah yah! " gumam Ainin dan mengejar Gilang
"Aku yang duluan melihat buku itu"
"Terus? "
"Yah seharusnya aku yang ambil buku itu"
"Jadi? "
Ainin menghela nafas panjang mencoba untuk mengontrol emosinya yang sudah naik ke ubun-ubun.
"Jadi, kamu harus memberikan buku itu"
"Untungnya buat gue apa kalau gue kasi lo buku ini"
"Untung kamu yah dapat pahala atau setidaknya kamu sedekah buat aku"
"Pahala? Terus lo yang untung gue yang rugi? "
"Ngk ada yang namanya rugi kalau seseorang bersedekah"
"Yaudah" ucap Gilang kemudian tersenyum manis kepada Ainin. Namun itu hanya senyum paksa
"Gue udah sedekah sama lo. Bukannya senyum juga sebagian dari sedekah kan?"
Ainin melongo kemudian mengedipkan bulu matanya dua kali.
"Sekarang lo yang harus sedekah, ngerelain buku ini ke gue" Ainin pun kembali tersadar dan angkat bicara.
"Yah tapi aku perlu banget!! Please kasi aku aja"
"Ngk! " ucap Gilang melangkahkan kakinya.
"Lang" panggil Ainin. Gilang yang berada di depan Ainin, perlahan tersenyum. Pertama kalinya, Ainin memanggil namanya. Gilang berhenti berjalan dan menunggu Ainin kembali menghampirinya.
Seperti dugaannya Ainin kembali berdiri tepat di depannya.
"Please! Aku mau banget buku itu. Aku mohon, Aku bela-belain kesini jauh-jauh cuma untuk mengambil buku itu."
"Gue juga memerlukan buku ini "
"Aku tau kamu juga perlu, tapi aku juga memerlukannya. "
"Meskipun lo memerlukannya, gue ngk mungkin ngasi lo"
"Yaudah kalau kamu ngk mau ngasih ke aku!!! Makasih" ucap Ainin dengan nada kesal meninggalkan Gilang yang masih Setia berdiri di tempatnya.
"Ngalah kek sama cewek" gumam Ainin yang masih bisa terdengar oleh Gilang.
Ainin pun kembali ke rumahnya, dengan nada kesal ia membuka pintu dan mengucapkan salam dengan lirih.
"Lo udah balik, Nin? " tanya Tia
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kehidupan Nisa
RomanceKisah kehidupan yang sangat rumit yang harus dijalani oleh seorang gadis remaja. Hanya karena suatu kesalahpahaman membuat kehidupan gadis itu berubah. . . Oke lebih lanjutnya silahkan baca di cerita. Dan semoga disuka yah, ini cerita pertamaku. Ma...