14. Kak Fahmi kakaknya Akram

26 6 0
                                    

"Ohh astaga! lo kenapa Nis?" tanya Aisyah khawatir.

Saat ia sudah di kelasnya tadi, ia tiba-tiba kembali ke UKS, ia tidak tega meninggalkan Nisa sendirian. Dan saat dia sudah ada di UKS, ia malah terkejut saat melihat Nisa menangis.

Nisa tak menjawab, ia hanya sibuk menangis membuat Aisyah khawatir. Ada apa dengan sahabatnya ini? Bukannya tadi Nisa baik-baik saja?

"Nis, katakan! Lo kenapa?"

"A... Aku..." Nisa tak melanjutkan ucapannya, tubuhnya semakin bergetar.

Aisyah memeluk Nisa, mengelus punggung Nisa supaya Nisa bisa tenang. Aisyah membiarkan Nisa menangis tanpa ada niat untuk mengajak Nisa bicara.

Setelah 15 menit kemudian, Aisyah melepaskan pelukannya saat tangisan Nisa mulai mereda. Aisyah menatap Nisa, menyentuh tangan Nisa.

"Lo kenapa?" tanya Aisyah sekali lagi.

Nisa mengatur nafasnya sejenak kemudian membalas tatapan Aisyah.

"A.. Akram jahat, Syah," lirih Nisa, air matanya kembali menetes.

Aisyah segera menghapus air mata Nisa. Meskipun ia tidak mengerti maksud Nisa, ia hanya bisa menenangkan Nisa. Dan menunggu Nisa menceritakan kejadian sebenarnya.

Setelah kembali tenang, Nisa menghela nafas. Kemudian menceritakan semua kejadian tadi.

"Akram jahat, Syah. Dia mengataiku seperti itu. Hati aku sakit, Syah"

'Kenapa Akram harus semarah itu? Dia seperti....cemburu. Apa iyya? Atau dugaan gue saja?'

Aisyah menggeleng, berusaha untuk menghilangkan pikirannya.

"Nisa!" panggil seseorang dari arah pintu. Orang itu pun langsung mendekati Nisa dan Aisyah.

"Lo cowok tapi kok brengsek banget, yah?!" ucap Aisyah tak habis pikir.

Akram mengabaikan perkataan Aisyah. Ia menatap Nisa dengan rasa bersalah.

"Maaf," ucap Akram

Nisa tak menjawab, ia sangat sakit hati, selama ini tidak ada yang pernah mengatainya seperti itu.

Akram menghela nafas pasrah melihat Nisa hanya diam tidak berniat membalas ucapannya.

"Gue minta maaf, gue nggak ada maksud ngatain lo, Nis,"

"Syah, suruh orang ini keluar," ucap Nisa dingin

Akram menggeleng pelan, ia tidak akan keluar sebelum Nisa memaafkannya.

"Gue nggak akan keluar, sebelum lo maafin gue"

"Syah suruh dia keluar!" ucapan Nisa sedikit meninggi.

"Lo sekarang keluar, Ram," ucap Aisyah menyuruh Akram keluar.

Akram tak bergeming, ia masih tetap fokus menatap Nisa.

"Ma..."

"KELUAR!" bentak Nisa memotong ucapan Akram.

Akram dan Aisyah tersentak mendengar bentakan Nisa. Baru kali ini mereka mendengar bentakan Nisa.

Akram mengangguk lemah, kemudian membalikkan badannya. Berniat untuk keluar.

Setelah kepergian Akram, tangisan Nisa kembali pecah. Tubuhnya bergetar dan dadanya terasa sesak.

Aisyah mendekati Nisa dan kembali memeluk Nisa. Ia tidak kuat melihat sahabatnya rapuh seperti ini.

"Akram jahat, Syah," lirih Nisa.

Kisah Kehidupan NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang