Wah, wah, wah, kalian sangat antusias sekali ya, bund😭 Okey, terima kasih banyak 1k komentarnya❤ Semoga semakin suka sama cerita ini yaa❤
Okey, tenang. Tahan, ayok kita kumpul biar bisa tawa jahat buat Darka :D
Komentar setiap paragrafnya juga loh yaaa. Wajib! Ya, hitung-hitung nyenengin Author yang abis depresot ngadepin Darka :(
Happy Reading❤
"Enggak, enggak," gumam Darka menggelengkan kepalanya kuat. Laki-laki itu langsung berdiri, bahkan berlari menuju ruang operasi yang sudah tertutup beberapa menit yang lalu.
"Enggak! I-itu gak mungkin!" Darka ingin membuka pintu ruang operasi namun lebih dulu seorang suster yang keluar segera mencegahnya.
"Maaf, ini ruang operasi. Orang lain tidak boleh masuk—"
"Gue mau liat Arisha! Sekali aja, gue mau liat dia! Ini pasti cuma prank!" teriak Darka berusaha masuk namun lagi-lagi dihalangi suster.
"Maaf, Mas. Tolong kerja samanya, jangan—"
"Arisha, gue tau lo marah sama gue kan? Lo kayak gini karna marah kan? Jawab gue, Arisha!"
"Mas, tolong—"
"Arisha, keluar! Lo gak bisa bercanda kayak gini! Keluar, Arisha!"
Suster itu hampir kesulitan menahan agar tidak masuk, laki-laki itu seperti hilang kendali. "Mas, saya mohon. Jangan ganggu konsentrasi para dokter. Kondisi pasien bisa menjadi lebih buruk."
"Arisha, keluar! Gue bilang, keluar!"
Bugh!
Wajahnya terpaling saat seseorang memukul rahangnya. Rey, laki-laki itu kini menarik Darka dan segera membawanya keluar. Tepat di halaman rumah sakit Rey menjatuhkan tubuh Darka di sana. Sangat kuat, tubuh Darka bahkan terasa remuk.
"Ngapain lo di sini? Masih mau nyakitin Arisha? Atau lo mau bunuh dia di sini?"
"Apa maksud lo?" tanya Darka berdiri, berniat kembali melihat Arisha namun Rey kembali menahannya.
"Gue benci lo, Darka. Lo emang sahabat gue, tapi gue benci cara lo nyakitin Arisha. Arisha terlalu baik buat lo yang brengsek, Darka!" teriak Rey menendang perut Darka.
Rey menarik kerahnya hingga membuatnya kembali terbangun. "APA SALAH ARISHA KE LO! APA BERHARGANYA SEYNA BUAT LO! KENAPA LO GAK PERNAH BERHENTI NYAKITIN DIA, ANJING!"
Bugh!
Bugh!
Rey memberikan pukulan bertubi-tubi. Wajahnya merah padam, napasnya tidak beraturan. Amarahnya semakin memuncak ketika melihat bayang-bayang Arisha yang terbaring lemah di ruangan operasi.
"BUAT APA LO KE SINI HAH? BAHKAN SETELAH ARISHA DALAM KONDISI LEMAH LO MASIH MAU NYAKITIN DIA? GAK AKAN GUE BIARIN, BANGSAT!"
Bugh!
Tidak ada perlawanan sama sekali dari Darka. Ya, Darka sadar. Ia pantas menerima ini. Darka terbatuk seraya menahan rasa sakit sekujur tubuhnya. Ia segera mendekat tanpa berdiri terlebih dahulu. Mengingat Rey sudah tidak memberinya pukulan, Darka menyentuh kaki Rey seolah memohon ampun.
"Maafin gue, Rey. Gue salah, gue bego, gue tolol! Tapi tolong kali ini aja maafin gue. A-Arisha dia—"
Rey kembali menendang Darka ketika laki-laki itu menyebutkan nama Arisha. "Maaf? Semudah itu lo minta maaf? Lo pikir dengan lo minta maaf Arisha bakal baik-baik aja? Lo pikir setelah lo minta maaf dia bakal bangun? Ke mana aja lo selama ini!"
![](https://img.wattpad.com/cover/251602222-288-k587073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
Teen Fiction"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...