Jangan lupa klik bintang dan komentar setiap paragraf biar Author semangat nulis❤
Kalau ada typo jangan ragu koreksi yaa❤
Happy Reading❤
Langkah Arisha terhenti karena Darka yang menghalangi jalannya, Arisha yang ingin kembali berjalan tiba-tiba saja Darka menahan lengannya.
“Gue anter pulang,” ucap Darka mengingat sekolah sudah mulai sepi.
Arisha menyentak tangan yang mencegahnya dengan cukup kasar, tatapannya bahkan berubah tajam. “Gak butuh.”
“Arisha biar gue anter pulang, lo—”
“Gue bilang enggak, ya, enggak!” sentak Arisha mampu membuat Darka terdiam. Arisha melangkah mendekati Darka dengan sorot yang sama.
“Gue lebih pilih mati di jalan, daripada harus lo antar pulang,” tegas Arisha, dan segera pergi begitu saja.
Arisha berdiri di halte dekat sekolahnya, hari ini Remon tidak bersamanya. Entahlah, laki-laki itu hanya muncul di saat-saat tertentu saja. Arisha memandang jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kirinya, sudah satu jam setelah bel berbunyi, sudah diperkirakan akan jarang ada kendaraan yang lewat.
Tatapannya beralih pada seseorang yang menghentikan motor, Darka. Arisha membuang pandangan ke arah lain, mengapa hari ini Darka mengganggunya?
Darka turun dari motornya setelah melepas helm, tanpa mengatakan apapun Darka menarik Arisha dan membawanya ke motornya. Namun lagi-lagi Arisha menolaknya.
“Lepasin gue!” Arisha yang sudah berdiri di dekat motornya melepaskan tangan yang menariknya tadi. “Punya sopan santun gak sih lo?”
“Gue cuma mau nganter lo pulang, Sha,” jawab Darka lembut.
“Gue bisa pulang sendiri,” tekan Arisha.
“Sama gue, Sha.”
“Gimana bisa gue pulang sama orang asing?” tanya Arisha seolah mengingatkan posisi Darka di matanya. Tanpa menunggu Arisha segera melangkah pergi, namun sebuah suara mampu menghentikannya.
“Kemarin Seyna temuin gue.”
Arisha terkesiap, gadis itu membalikkan tubuhnya, memandang Darka yang sudah berjalan ke arahnya.
“S-Seyna?”
“Izinin gue buat lindungin lo,” ujar Darka menatap lekat gadis itu. “Lo boleh benci gue, tapi gue izinin gue buat lindungin lo.”
Arisha tersenyum miring mendengarnya. Melindungi? Arisha tidak yakin akan hal itu.
“Lindungin gue? Orang yang nyuruh gue mati berkali-kali, sekarang mau lindungin gue?” tanya Arisha.“Arisha, Seyna bilang sendiri ke gue kalo—”
“Bahaya terbesar gue itu lo, Darka! Gak usah sok peduli sama gue, gue bisa jaga diri tanpa perlindungan dari siapapun,” tekan Arisha.
“Sha, lo bisa aja dalam bahaya. Seyna—”
“Iya, Seyna. Kenapa lo gak pacaran sama dia aja? Cewek yang lo bela-belain setengah mati. Lo berdua cocok kok, sama-sama licik,” kata Arisha tajam.
“Arisha, please. Dengerin gue—”
Bruk!
Tubuh Arisha terdorong ke jalan, Arisha sontak memundurkan langkahnya dan menegakkan tubuhnya mencegah agar tidak terjatuh ketika seseorang menabrak tubuhnya. Arisha mengerutkan dahi menyadari yang menabraknya adalah Amara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
Teen Fiction"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...