P A R T 1 9

25.9K 2.2K 44
                                    

Dalam diam Arisha berjalan di tengah koridor menuju kelasnya. Ya, kejadian kemarin benar-benar membuat kedua orang tuanya pergi tanpa mengatakan apapun karena sepanjang hari Arisha hanya berdiam diri di kamar. Selama ini Arisha menjalani hidupnya bersama orang terdekatnya. Namun sekarang, ia sendirian.

Tepat saat Arisha memasuki kelas, ia langsung dihadapkan dengan Saras yang tiba-tiba menghalangi jalannya.

"Sebenernya apa tujuan lo pindah ke sekolah ini?"

Arisha mengerutkan dahi, memandang Amara, Celline, dan Saras secara bergantian. "Maksud lo?"

Kali ini Celline yang berbicara. "Lo ngedeketin temen-temen Darka, dan juga Kak Arthur?"

"A-apa? Sebenarnya apa maksud kalian?" tanya Arisha.

"Gue gak akan pernah tinggal diam disaat cewek murahan kayak lo mencoba rebut posisi gue di sekolah ini," tekan Saras melangkah mendekatinya. "Gak heran kenapa Darka selalu manggil lo jalang."

Raut wajah Arisha berubah datar, ia tidak lagi membalas tatapan Saras. Saras yang menyadari itu tersenyum miring.

"See? Lo bahkan gak berkutik. Awalnya gue kira lo selevel sama kita, Arisha. Tapi ternyata lo berasal dari kelas rendahan yang bisanya rebut pacar dari temen sendiri."

"Selain lo mau rebut posisi Saras, lo juga mau rebut Kak Arthur dari gue, Sha?" tanya Celline.

"Rebut?"

"Selama ini gue backstreet sama Kak Arthur. Apa lo gak bisa ngeliat itu?"

Amara menggaruk tengkuknya, ia tidak tahu harus bagaimana caranya untuk melerai mereka. "Duh, kita kan lagi di sekolah ya ... gimana kalo-"

"Tapi gue gak tau apa-apa," ujar Arisha.

"Gak tau apa-apa atau pura-pura bodoh, Arisha?" tanya Saras.

"Awalnya gue baik-baik aja ngeliat kedekatan lo sama Kak Arthur. Tapi setelah apa yang terjadi ke Saras dan Gema. Itu cukup buat gue sadar, kalo gue harus kasih lo peringatan," tegas Celline.

Arisha membuang pandangan ke arah lain. Apakah kini artinya ia juga diasingkan oleh teman-temannya? Ayolah, Arisha belum lama menginjakkan kaki di sekolah ini namun mereka sudah membencinya secara terang-terangan?

"Maaf," ucap Arisha ingin kembali melangkah namun Saras dengan sengaja mengulurkan kakinya hingga membuat Arisha terjatuh ke lantai. Arisha meringis, kakinya yang belum sepenuhnya pulih kini kembali terasa sakit.

"Lo udah buat gue jadi musuh lo, Arisha. Apapun caranya, gue bakal buat sekolah ini seperti neraka buat lo. Bagi gue, lo itu cuma sampah, yang harus gue buang."

*****

Arisha berjalan di tengah koridor seorang diri. Ya, siapa lagi yang akan menemaninya dirinya di saat seperti ini? Arisha berniat menemui Darka setelah bel istirahat baru saja berbunyi tetapi laki-laki itu tidak ada di kelasnya. Itu sebabnya Arisha berniat menuju gudang sekolah, tempat terakhir tujuannya saat ini. Arisha memandang sejenak pintu itu sebelum menarik knop hingga pintu itu terbuka. Setelah tidak melihat siapapun dipandangannya, Arisha berjalan masuk ke dalam bersamaan dengan tubuh seorang laki-laki yang hampir menabrak tubuhnya jika saja Arisha tidak menghentikan langkahnya.

Stop It, Darka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang