Warning! Part mengandung sedikit bawang, siapkan tisu disekitarmu :')
***
Rey dan Darka berpapasan di depan pintu kelas mereka. Pandangan keduanya datar, dan sepertinya karena kejadian kemarin mereka akan menjaga jarak satu sama lain.
“Suka banget lo sama Arisha?”
Rey yang berniat memasuki kelas kini kembali berbalik badan dan memandang Darka. “Kalo iya kenapa? Cemburu?”
“Kalo gitu bawa jalang itu pergi jauh dari pandangan gue,” tegas Darka menatap lurus Arisha.
Arisha yang berada di belakang tubuh Rey dengan jarak yang cukup dekat menghentikan langkahnya karena mendengar pembicaraan mereka. Hal itu membuat Rey menoleh ke arahnya.
Hingga tidak lama Arisha tersentak ketika Rey menggenggam tangannya. “Ayok.”
Darka hanya melirik keduanya yang pergi bersamaan, lalu ia segera memasuki kelas tidak peduli dengan apa yang akan mereka lakukan.
“Lo ... baik-baik aja?” tanya Rey ragu ketika mereka sudah duduk di kursi taman sekolah.
Arisha mengangguk seraya memandang laki-laki itu. “Thanks, Rey.”
“Untuk?”
“Semuanya,” jawab Arisha tersenyum tipis.
Rey terkekeh pelan menyadari maksud Arisha.“Gak perlu makasih. Lo sahabat Darka, itu artinya lo juga sahabat gue kan?”
Rey memang sudah mengetahui hubungan baiknya dulu dengan Darka dan Seyna. Namun, sahabat? Apakah Darka masih menganggapnya sebagai sahabat? Sepertinya tidak, dan setelah kejadian Seyna mereka mungkin tidak akan pernah menjadi sahabat lagi.
“Arisha.” Gadis itu menaikkan sebelah alisnya menunggu kelanjutan ucapannya.
“Jangan pernah merasa sendiri.”
Senyuman diwajah Arisha perlahan luntur begitu saja, ia segera membuang pandangan ke arah lain. Rey yang menyadari perubahan Arisha kembali berbicara.
“Lo bisa anggap gue temen, sahabat, kakak, adik, pacar---” Rey menghentikan perkataannya ketika mendapat tatapan menyelidik dari Arisha. “Bercanda.”
Arisha mendengus namun rupanya Rey bersuara lagi.
“Atau gebetan juga boleh!”
“Rey!”
Setelahnya mereka berdua tertawa menertawakan tingkah lucu Rey yang sengaja menghiburnya. Ya, Arisha dapat melihat itu. Melalui tatapan Rey yang tulus seolah mengatakan agar Arisha tidak pernah menyerah melewati semua ini.
Hari ini, Arisha dapat merasakan bahwa seseorang telah menggenggam tangannya agar tidak terjatuh.
*****
Sudah tiga hari, Arisha mencari keberadaan Seyna. Namun nihil, gadis itu menghilang bak ditelan bumi. Apapun yang terjadi, Arisha harus menemukannya hari ini.
Arisha menatap ke luar jendela ketika menyadari sudah tiba di tempat tujuan.“Pak, berhenti di sini,” kata Arisha pada supir taksi.
Tanpa menunggu Arisha ke luar dari taksi tersebut. Berdiri tepat di depan rumah minimalis. Ya, rumah Seyna. Jika gadis itu berada di dalam maka itu akan jauh lebih mudah untuk membuktikannya.
Arisha menekan bel di dekat gerbang berulang kali, namun pergerakannya terhenti ketika menyadari gerbang itu dikunci dari luar.
“Permisi, Bu,” sapa Arisha ketika wanita paruh baya melewatinya. “Penghuni rumah ini kira-kira ke mana, ya? Saya ada keperluan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
Ficção Adolescente"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...