"E-enggak, i-itu bukan Seyna," lirih Arisha tersadar dari lamunannya.
Arisha segera menarik Darka agar menjauh ketika laki-laki itu mencoba mendekati tempat yang terbakar.
"Itu bukan Seyna, Darka!"
Darka menyentaknya kuat, tatapannya sangat tajam. "Pergi."
"Darka, percaya sama gue, itu bukan Seyna!"
"Pergi dari sini!" teriak Darka berbalik badan namun Arisha kembali menahan lengannya.
"Itu bukan Seyna!"
"LO BUTA HAH? DIA SEYNA!"
Arisha menggeleng kuat, ia sangat yakin bahwa itu bukanlah Seyna. "Dia bukan Seyna, Darka. Gue mohon, percaya sama gue. Itu bukan Seyna!"
Kali ini Darka tidak menggubrisnya, dan mendorong Arisha ketika gadis itu ingin mencegahnya.
Bruk!
"Awshh," ringis Arisha yang terjatuh dan menyentuh keningnya yang mengeluarkan darah karena terbentur drum besi yang cukup kuat. Arisha memandang ke arah Darka yang bersimpuh sembari mengambil gelang tersebut dengan gemetar.
Mengapa Darka tidak mempercayainya? Bahkan disaat seperti ini Darka masih bersikap sesuai keinginannya. Arisha bangkit dari duduknya berniat menghampiri Darka namun seseorang mencekal lengannya. Arisha menoleh hingga memperlihatkan Rey yang mencoba menghentikannya. Untunglah sebelum pergi Rey melihat Arisha berjalan ke tempat ini sendirian, karena itu Rey mengikutinya.
"Lepasin gue, Rey!" Arisha mencoba melepaskan cekalan Rey.
"Di sana bahaya, Sha!" balas Rey penuh penekanan.
"Rey, lepas. Gue mohon!"
Rey semakin menahannya saat Arisha terus mencoba melepaskannya. Arisha beralih menatap Darka yang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Dengan kedua tangan yang terkepal Darka memandang gelang milik Seyna di genggamannya. Lagi-lagi Darka gagal menjaga Seyna.
"Darka! Itu bukan Seyna!"
"Gue mohon, Darka! Percaya sama gue!" teriak Arisha.
"G-gue mohon," lirih Arisha dengan suara bergetar yang tiba-tiba terduduk karena terasa tidak lagi mampu menopang tubuhnya.
Begitupun dengan Rey, laki-laki itu ikut terduduk dengan menahan bahu Arisha. Kedua matanya berkaca-kaca menatap punggung Darka, sampai akhirnya ia menatap Rey bersamaan dengan air mata yang terjatuh.
"R-Rey, lo sahabatnya Darka kan? D-dia pasti ngedengerin lo. Bilang kalo itu bukan Seyna, Rey! Itu bukan Seyna!"
Rey terdiam ketika tatapannya bertubrukan dengan mata Arisha yang mengeluarkan air mata. Gadis itu bahkan menangis membuat Rey segera mendekapnya dan mengusap punggung Arisha.
"Itu bukan Seyna, Rey ... kenapa Darka gak percaya sama gue hiks ...."
"Sha, tenang dulu. Lo gak bisa kayak gini," ucap Rey menenangkannya.
"Dia bukan Seyna, Rey ...." lirih Arisha.
Disisi lain tatapan Darka berubah nyalang, rahangnya terlihat mengeras dengan wajah yang memerah. Darka bangkit dari duduknya, berjalan dengan penuh kemarahan ke arah Arisha yang berada dalam pelukan Rey. Darka semakin muak akan hal itu.
Tanpa bisa mengelak Darka menarik Arisha dengan kasar lalu memojokkannya di dinding hingga Arisha meringis karena punggungnya yang terbentur dinding belakangnya. Detik berikutnya Rey membulatkan matanya saat Darka mencekik Arisha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
أدب المراهقين"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...