"Darka beruntung ya bisa dapetin kamu, kalo kamu bukan calonnya Darka mungkin sudah saya jodohkan sama anak saya," ujarnya seorang wanita paruh baya.
Arisha memaksakan senyuman, di sisi lain ia merasa risih karena berada di tengah-tengah keluarga Darka. Darka yang berdiri di sebelahnya seolah tidak mempedulikannya.
"Darka, kamu jaga Arisha baik-baik sebelum saya ambil dari kamu," sambungnya membuat kedua orang tua Darka tertawa.
Arisha masih tidak memahami mengapa harus dihadapkan oleh situasi ini. Ya, Arisha sudah terjebak di dalam kehidupan Darka.
"Darka beneran kena skors?"
"Iya, tiga hari," balas Rey membalas pertanyaan Saka. Gema menggelengkan kepalanya memandang Remon yang terbaring lemah di brankar. Laki-laki itu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan siuman.
"Gak nyangka gue Darka ngasih pukulan separah itu," ujar Gema.
"Gue rasa tuh curut yang mulai, lo tau sendiri Darka gak pernah cari masalah kalo gak ada yang mancing," kata Saka menunjuk Remon yang berbaring.
"Terus sekarang Darka mana?" tanya Gema.
"Gak tau, katanya ada urusan keluarga," jawab Rey memainkann ponselnya.
Saka yang terlihat berpikir, ia kembali berbicara. "Tapi lo ngerasa ada yang aneh gak sih?"
"Iya gue tau muka lo emang aneh, gak usah minta diperjelas gitu lah," jawab Rey tanpa memandangnya.
"Ck, gue serius." Saka menegakkan tubuhnya agar lebih leluasa berbicara dengan Rey dan Gema.
"Pertama, Darka tiba-tiba kasar sama cewek. Ya ... selama ini Darka emang kasar, tapi selama gue kenal Darka, dia gak pernah kasar sama cewek. Kedua, gue ngerasa Darka jadi lebih pemarah. Lo liat tuh, Remon aja sampe koma."
"Gue juga ngerasa kayak gitu sih," celetuk Rey meletakkan ponselnya di atas meja.
Gema menatap Rey dan Saka bergantian sebelum bersuara. "Apa mungkin ini ada hubungannya sama cewek itu?"
*****
Tidak terasa waktu sudah semakin malam, Darka membukakan pintu mobil agar Arisha masuk ke dalamnya. Tentu saja atas perintah kedua orang tuanya, Darka diminta untuk mengantarkan Arisha pulang.
"Aku pulang dulu, Om, Tante," pamit Arisha bersalaman dengan keduanya.
"Darka, kamu hati-hati bawa mobilnya," ucap Liana.
Darka tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobil. Kedua orang tuanya tersenyum memandang kepergian mereka.
Keadaan di dalam mobil sunyi, diantara mereka tidak ada yang berniat memulai percakapan. Arisha yang sesekali memandang ke arah luar jendela tidak peduli dengan kesunyian yang menemani mereka.Mereka membutuhkan waktu sekitar empat puluh lima menit untuk sampai di tempat tujuan. Selama itu pula, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Darka menghentikan mobilnya dan mematikan mesin, kini Darka menoleh ke arah Arisha yang sedang melepas sabuk pengaman.
"Siniin cincin lo."
Arisha menoleh ke arah Darka tidak mengerti. Darka yang menyadari itu segera menarik tangan gadis itu di mana cincin pertunangan mereka tersemat di jari manisnya. Baru saja Arisha ingin bersuara namun Darka lebih mendahulukannya.
"Dengerin gue baik-baik," ucap Darka. Sedangkan Arisha memperhatikan Darka yang mengeluarkan kotak dari dashboard.
"Pertama, gak boleh ada yang tau kalo kita tunangan, sekalipun itu Seyna." Darka menatap Arisha sejenak sebelum kembali memandang cincin yang berada di genggamannya. Darka mengeluarkan sebuah kalung dari dalam kotak dan memasukkan cincin tersebut sebagai liontinnya.
"Kedua, jangan pernah anggap kalo kita saling kenal di sekolah."
"Tapi kan-"
"Terakhir, dan lo harus ingat ini baik-baik." Darka menggantungkan perkataannya, detik berikutnya Arisha menahan napas dan memundurkan wajahnya ketika Darka mengalungkan sesuatu ke lehernya.
Tubuh gadis itu meremang karena merasakan hembusan napas Darka di leher jenjangnya. Tidak hanya itu, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya karena jarak mereka yang sangat dekat. Arisha bahkan dapat menghirup aroma mint dari tubuh Darka.
"Jangan pernah suka, cinta, bahkan berharap lebih dari gue. Atau lo, bakal nerima ganjarannya," bisik Darka tepat di telinga gadis itu sampai akhirnya Darka kembali memundurkan tubuhnya.
Keduanya bertatapan namun memiliki arti yang berbeda. Arisha meremas dress yang ia kenakan saat Darka mendekatkan wajahnya.
"Liat apa lo? Keluar sana!"
Arisha segera membuang pandangan ke arah lain setelah tersadar dari lamunannya. Arisha mengambil tasnya lalu segera keluar dari mobil. Darka kembali menyalakan mesin dan mengendarainya setelah melihat Arisha yang sudah masuk ke dalam rumahnya.
*****
Hari wekeend adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua kaum rebahan. Begitu pula Arisha, pukul sepuluh pagi Arisha baru saja ke luar dari toilet dengan balutan kimono sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Pergerakannya terhenti karena melihat Darka yang berdiri bersandar di pintu kamarnya.
"Lo? Lo ngapain di sini?!" pekik Arisha.
Tanpa mengatakan apapun Darka melempar benda pipih ke arahnya membuat Arisha dengan sigap menangkapnya."Sekali lagi gue nemuin hp lo di mobil gue, jangan salahin kalo nanti gue buang ke tempat sampah," ketus Darka berniat pergi namun Arisha menghentikannya.
"Lain kali tunggu di luar, atau ketuk pintu dulu. Gimana kalo gue-"
"Gak usah kepedean, lo sama sekali gak bikin napsu," potong Darka mengetahui isi pikiran Arisha.
"Ya tapi kan sama aja," gumam Arisha.
"Nyokap lo yang nyuruh gue ke kamar lo."
"Ya-yaudah ... sana lo pergi," ucap Arisha yang gugup karena Darka menatapnya dengan lekat.
"Lo takut?"
Darka menaikkan sebelah alisnya, bukannya melangkah pergi Darka justru melangkah mendekati gadis itu. Arisha memundurkan langkahnya hingga terduduk di sisi ranjang. Darka meletakkan kedua tangannya di sisi ranjang mengunci pergerakan Arisha. Membuat Arisha memundurkan tubuhnya agar tidak bersentuhan dengan Darka.
"Berharap banget gue apa-apain hm?"
Arisha meneguk salivanya kasar, gadis itu dapat merasakan hembusan napas Darka yang menerpa wajahnya.
"Gak usah mikir macem-macem. Cepet rapi-rapi, nyokap gue mau ketemu sama lo," ucap Darka setelah kembali menegakkan tubuhnya. Arisha mendongak menatap Darka.
"Ketemu gue? T-tapi ngapain-"
"Mana gue tau. Udah gak usah banyak tanya, lima menit lo belum siap, gue seret lo ke luar," ketus Darka melangkah pergi meninggalkan Arisha yang berdiam diri.
TBC
Jangan lupa votment dan share cerita ini ke teman-teman kalian yaaa❤❤❤Jangan lupa follow akun ig dan wp Author❤
See you next chapter^^
Publish : Agustus, 2021
Remake : Januari, 2022
![](https://img.wattpad.com/cover/251602222-288-k587073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
Ficção Adolescente"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...