Jangan lupa klik bintang dan komentar setiap paragraf ya❤ Kalau ada typo jangan ragu koreksi yaa❤
Happy Reading❤
***
Yunita menghentikan laju mobilnya ketika sampai di kediamannya. Keadaan dalam mobil menjadi hening sampai akhirnya Arisha yang memulai pembicaraan.
"Gimana pernikahan Mama?"
Yunita cukup terkejut karena Arisha tiba-tiba membicarakan pernikahannya. "Oh, Ehm i-itu—pernikahan Mama ditunda sampai minggu depan. Kamu pasti datang kan, Arisha?"
"Papa datang?" tanya Arisha mengalihkan.
"Kamu ini bicara apa, Arisha?"
"Kenapa Mama nikah lagi? Kenapa Mama gak pernah tanya apa keinginan aku? Kenapa Mama gak berusaha buat pertahanin keluarga kita? Kenapa, Ma!" sentak Arisha.
"Mama cuma mengikuti apa keinginan kamu, Arisha. Papa kamu sudah menikah jauh sebelum kamu dirawat psikiater. Selama itu Mama sudah berusaha, tapi Papa kamu—" Yunita tidak melanjutkan perkataannya, ia sadar bahwa Arisha belum sepenuhnya pulih.
Ah, rupanya keluarganya sudah hancur sejak saat itu. Namun, rasanya sakit sekali. Kini mereka hanya memikirkan diri sendiri. Tidakkah salah satu darinya memikirkan tentang kebahagiaan Arisha?
"Sudah, lebih baik kamu masuk, dan perbanyak istirahat. Kita bicara lagi lain waktu," lanjut Yunita.
"Lebih baik aku gak pernah dilahirkan kalau akhirnya akan disingkirkan kayak gini," ujarnya membuka pintu dan pergi begitu saja, meninggalkan ibunya yang menatapnya dengan pandangan bersalah.
Arisha membuka gerbang, langkahnya terhenti saat melihat sebuah mobil yang terparkir di garasi rumahnya. Tunggu, mungkinkah itu Papa-nya? Tanpa menunggu Arisha kembali melangkah dan segera membuka pintu. Arisha berhenti ketika melihat Remon yang berdiri di ruang tamunya seraya memandang bingkai foto keluarganya. Kedatangan Arisha tentu membuat Remon menatap ke arahnya.
“Lo? Lo kenapa ada di rumah gue?” tanya Arisha sebelum mengalihkan pandangan pada Ferdinan—ayahnya yang muncul di dekatnya dengan seorang perempuan di sampingnya.
“Arisha, kamu sudah sembuh, Sayang?” Arisha tidak menjawab melainkan melirik ke arah Remon dengan penuh tanya.
“Oh iya, ini Leo. Kakak tiri kamu.”
Arisha sontak menoleh dengan terkejut. “A-apa?”
Remon mendekat, mengulurkan tangannya seraya berkenalan. “Leonard Remon Atnandi.”
Ah, rupanya Leo nama depan laki-laki itu. Namun, lihatlah sikapnya. Remon bersikap seolah-olah mereka tidak saling mengenal.
“Ini Lisa, ibu tiri kamu,” ujarnya merangkul wanita yang berdiri di sisinya.
“Maksud Papa apa ngenalin aku ke keluarga baru Papa?”
“Selama kurang lebih enam bulan, Papa harus tinggal di luar negri karna pekerjaan. Sementara itu, Leo akan tinggal bersama kamu di sini.”
“Aku gak mau,” tegas Arisha. Berbeda dengan Remon yang terlihat tidak mempermasalahkannya.
“Kamu tau Papa gak suka dibantah, Arisha. Papa ke sini hanya ingin memberitahu itu. Besok Papa harus berangkat,” ucapnya kini mengalihkan pandangan pada Remon.
“Leo, tolong jaga Arisha, ya. Pastikan Arisha tidak telat makan dan tetap menjaga kesehatannya.”
“Iya,” jawab Remon singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
Fiksi Remaja"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...