"Arisha, gue minta maaf."
Arisha yang bersandar pada brankar menatap Gema yang tertunduk penuh penyesalan. Amara, dan Remon, keduanya hanya memandang Gema dengan datar.
Ya, beberapa waktu yang lalu gadis itu tidak sadarkan diri.
"Ya, gue yang ngelakuin semuanya. Saat itu gue yang buat lo jatuh ke kolam renang, gue sengaja taruh minyak di pinggir kolam itu sebabnya lo bisa jatuh, dan ... gue sadar, gue juga yang nyuruh orang buat sandera lo. Maaf, Arisha," sesal Gema.
Raut wajah Remon berubah marah, laki-laki itu ingin menghampiri Gema namun ditahan oleh Amara.
"Gema, gue tau lo baik. Kenapa lo ngelakuin itu?" tanya Arisha memandangnya nanar.
"G-gue ... gue butuh biaya, Sha. Adik gue harus operasi ginjal, saat itu gue bener-bener kehabisan cara. Di saat yang sama gue ketemu Seyna, dia bilang akan bayar gue lima kali lipat kalo gue berhasil. Maaf, Sha. Gue bener-bener minta maaf." Gema mengalihkan tatapan memandang Amara.
"Gue juga minta maaf sama lo, Ra. Saat itu gue bener-bener bodoh."
"Di mana Seyna sekarang?" tanya Remon.
Gema menggeleng. "Gue gak tau."
"Bangsat, jawab gue di mana Seyna!" sentak Remon yang tidak sadar membuat Arisha memandangnya terkesiap.
"Mon, gue beneran gak tau di mana dia. Setelah itu gue gak berhubungan lagi sama dia," ujar Gema.
"Keluar lo!" kata Remon mengusirnya.
"T-tapi—"
"Keluar. Setelah ini kalo gue liat lo ada di deket Arisha atau Amara, jangan salahin gue kalo lo mati saat itu juga," tegas Remon menatapnya nyalang.
Dengan pasrah Gema berjalan pergi. Ya, Arisha tidak akan mungkin dapat memaafkannya secepat itu.
Tatapan mereka beralih pada seseorang yang baru saja membuka pintu yang menunjukkan kehadiran Celline yang menatapnya dengan wajah sumringah. Celline segera menghampiri Arisha dan memeluk gadis itu dengan erat.
"Arisha, ya ampun akhirnya lo sadar. Bisa gak sih lo kalo tidur jangan lama-lama? Bikin gue panik tau gak?" gerutu Celline lalu memberikan paperbag pada Arisha.
"Oh iya, ini yang lo minta."
"Itu apa?" tanya Amara yang sudah berada dekat dengan Arisha.
Arisha memandang paperbag yang berada di genggamannya, isinya adalah sebuah kotak yang berisikan kebenaran mengenai hubungan Darka dan Seyna. Arisha menyimpan ini di loker sekolahnya, karena itu Arisha meminta pada Celline untuk membawanya.
"Ini ... bukan apa-apa kok," ucap Arisha.
Amara mengangguk mengerti.Amara mengangguk mengerti. "Sebentar lagi kita kelas akhir. Lo harus cepet sembuh biar bisa sekolah kayak biasa lagi, Sha."
Raut wajah Arisha berubah datar, Amara menyadari perubahan itu segera berbicara kembali. "Lo punya kita, Sha. Jangan takut, gak akan ada yang judge lo lagi. Saras dan Arthur ... mereka di keluarin dari sekolah.""A-apa?"
"Saras ketauan hamil sama pihak sekolah, salah satu orang yang dibully Saras lapor ke guru. Jadi, mereka dikeluarin. Setelah itu, gue gak tau keadaan mereka," tutur Amara.
"Berapa banyak yang gak gue tau selama ini?" gumam Arisha pada dirinya sendiri.
Amara melihat Remon yang pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, karena itu Amara pamit keluar pada Arisha dan menyusul Remon. Tepat berada di luar ruang rawat, Amara memanggilnya. Amara merasa ada sesuatu yang janggal di sini.
![](https://img.wattpad.com/cover/251602222-288-k587073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop It, Darka! [END]
Teen Fiction"Seharusnya lo mati, Arisha. Kenapa lo harus hidup setelah buat orang lain koma?" Sadis, kejam, dan penuh amarah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan seorang Darka. Tidak ada yang memiliki keberanian untuk mendekati laki-laki itu. Bahkan, sekada...