BAGIAN 01

29.6K 1.3K 31
                                    

Hai bestie!

Sebelum baca, jangan lupa vote dan nanti komen juga ya!

Oh, yah di cerita ini kalian mau jadi siapa?

Jangan lupa follow akun aku bestie.

Nemu cerita ini darimana?

Tiktok/IG/Facebook?

Happy Reading!! Main rollercoaster perasaan bareng yuk😊
Mumpung aku baik😁
(Semoga gak emosi)
.
.

"Tuhan memberikan takdir berliku untuk ku. Rasanya, aku ingin menyerah saja. Tapi, seketika aku terdiam sebentar sambil menatap pantulan diri didepan cermin kamar ku. Aku jadi bertanya-tanya kenapa aku seperti ini?
Tapi tidak ku temukan jawaban barang sekecil pun, yang ada hanya diri ku sedang terlihat kebingungan di sana. Lalu, aku berusaha mengangkat kedua sudut bibir ku keatas kembali sambil berucap,'it's ok Zeva!' Dan aku kembali menangis tanpa suara."
.
.

PRANG!

Sebuah piring melayang mengenai sisi wajah gadis yang sedang menunduk di atas meja makan dengan raut ketakutan sambil memainkan jari-jari tangannya di bawah.

Tidak ada yang memihak dirinya. Ia sendiri, benar-benar sendiri. Lantas, dia harus meminta bantuan siapa?

Ia masih tidak berani hanya untuk menatap wajah si kepala keluarga selaku pelaku pelemparan piring pada dirinya itu. Sedangkan ibunya mengepalkan kedua tangan di atas meja dan menghunuskan tatapan tajam kearahnya.

"Ayah suruh kamu cuma belajar! Tapi kenapa kamu gak bisa lolos lomba Zeva!"

"Maaf," lirihnya dengan suara gemetar.

"Dasar anak bodoh!" umpat ayahnya-Hardi kemudian bangkit mengambil tas serta jas kantornya dan meninggalkan gadis itu bersama ibunya-Asra.

BRAK!

PLAK!

Asra memegang kuat rahang Zeva membuat gadis itu mau tidak mau menatap kearahnya,"puas kamu liat ayah kamu pagi-pagi marah begitu? Hah!!"


Zeva menggelengkan kepalanya kuat dengan cairan bening yang tak hentinya keluar dari matanya, ia berusaha untuk mengeluarkan suaranya.

"Nggak bu, maafin Zeva."

"Sakit," rintih nya kembali.

Namun sepertinya, Asra tidak merasa kasihan sedikitpun pada Zeva. Wanita itu menempelkan telunjuknya pada dahi Zeva kemudian menekannya keras hingga membuat Zeva hanya bisa mengepalkan kedua tangannya di samping rok abu-abunya sambil menikmati rasa sakit itu.

"Ibu sama ayah selama ini kerja keras cuma buat kamu Zeva! Untuk masa depan kamu! Ini balasan kamu sama ibu dan ayah?!"

"Harusnya kamu bersyukur! Hidup kamu enak, tidak seperti teman-teman kamu di luar sana yang harus berjuang keras cuma untuk biaya sekolahnya! Sedangkan kamu cuma perlu belajar tanpa harus mikirin gimana caranya cari uang!" seru Asra dengan emosi yang semakin memuncak kemudian menghempaskan kasar tangannya pada rahang Zeva.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang