BAGIAN 37

3.2K 299 17
                                    

Zeva mematung dengan jantung bertalu cepat dan tangannya bergetar mengeluarkan keringat dingin. Dia masih terhenyak kala namanya di sebut sebagai pemenang ajang olimpiade terbesar tahun 2021 untuk mata lomba IPS.

"Alhamdulillah! Kamu menang, Nak!" suara Bu Eva menyadarkannya.

Zeva menoleh ke sampingnya menatap Bu Eva yang sudah menangis terharu itu, "ini beneran sekolah kita yang menang, Bu?"

Bu Eva mengangguk lalu Zeva menutup wajahnya dengan telapak tangan, tanpa sadar dia malah menangis. Zeva merasakan Bu Eva memeluknya sekali lagi lalu mengelus punggungnya.

"Maju gih," ujar Bu Eva.

Zeva mengangguk lalu segera bangkit dan berjalan ke arah panggung. Tepukan meriah dari seluruh penjuru dalam aula menggema. Zeva hanya bisa menebarkan senyuman pada mereka.

"Congrast, Zeva!" pekik Arsi di tengah-tengah para peserta olimpiade.

Zeva memberikan senyuman lebarnya pada Arsi kala pandangannya langsung tertuju pada gadis itu. Sedangkan Sari yang berada di samping Arsi pun ikut bertepuk tangan ria.

Para pemenang sudah berada di atas panggung. Zeva menerima piala trofy, sertifikat, serta papan hadiah simbolis yang berjumlah Rp 5.000.000,00.

Banyak lelaki yang terpesona melihat Zeva di sana. Sedari tadi gadis itu tidak berhenti tersenyum dan menunjukkan eye smilenya. Apalagi Zeva mendapat skor hampir sempurna di mata lomba bidang IPS itu.

"Gila, cantik banget."

"Nyesel gue gak ngajak kenalan tadi waktu di dalam ruangan."

"Dia udah punya pacar belum ya?"

"Ck, gue harus nyari sosmed tuh cewek."

Arsi dan Sari yang mendengar kata-kata para cowok di belakang mereka pun seketika merasa iri dan ingin menjadi Zeva saja sekarang. Kedua gadis itu sontak berbalik badan dan memberikan tatapan sengit pada para peserta cowok di belakang mereka tanpa rasa malu dan takut sedikitpun.

"Dia udah ada yang punya, gak usah berharap deh!" ketus Arsi.

"Tauk! Lagian pacarnya dia lebih ganteng daripada kalian semua!" imbuh Sari.

Keduanya lantas berbalik dan memposisikan badan seperti semula lagi. Saling lirik sebentar dan memberikan tampang sok bad girl.

"Lah, itu temennya."

"Katanya dah ada yang punya bro."

"Gue gak bakalan nyerah, toh masih pacaran kan belum nikah."

Kedua gadis itu yang mendengarkan percakapan mereka kembali hanya bisa memutar bola mata malas dan mendengus.

Zeva turun dari panggung sambil membawa seluruh hadiahnya yang langsung di bantu oleh Bu Eva.

Duduk sebentar sambil mendengarkan MC menutup acara olimpiade itu dan setelah acara di tutup, para peserta dan guru pendamping mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Rata-rata kebiasaan mereka sama, yaitu melakukan sesi foto bersama guru ataupun teman baru mereka selama berada di sana.

Bu Eva dan Zeva sudah banyak mengambil foto sambil membanggakan trofy yang berhasil Zeva raih itu dan tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bu Eva selama menjadi guru pendampingnya.

Tak mau ketinggalan momen itu, Arsi dan Sari menghampiri Zeva yang berada beberapa langkah di depannya.

"Aaaa congratulations, lo menang." Zeva terkekeh lalu menanggapi jabatan tangan Sari.

"Gila sih, tadi banyak banget cowok yang ngebicarain lo, pake mau ngedeketin lo segala lagi," kata Arsi nyerobot antusias. "Tapi tenang aja, gue sama Sari udah kasih mereka peringatan keras, kalo lo udah ada pawang yang ganteng daripada mereka," lanjutnya lalu terkikik geli, begitupun dengan Sari yang mengangguk mengiyakan.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang