"Loh kok ke kantin?" tanya Zeva menoleh kearah Azka.
"Makan dulu, kamu pasti laper kan?"
Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Azka langsung mendudukkan Zeva di salah satu kursi yang ada dalam kantin, "tunggu disini, biar aku pesenin makanannya," Azka segera berjalan membuat Zeva mengurungkan ucapannya. Zeva menghela napas sambil menatap punggung Azka yang berada tidak jauh darinya dengan senyum simpul.
"Kamu beneran berubah jadi Azka yang dulu kan?" lirihnya pelan.
Azka berjalan dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Tangannya membawa nampan berisi nasi goreng dan es teh kesukaan Zeva, "spesial untuk pacar aku yang paling cantik," ujarnya membuat Zeva terkekeh.
"Aku gak lagi mimpi kan Ka?" tanya Zeva seperti tidak percaya.
Azka menampilkan sugar smilenya dan mengusap pelan puncak kepala Zeva, "maaf, kalo kamu masih belum percaya sama aku Zev. Aku harap bisa kasih yang terbaik buat kamu saat ini."
"Dan nanti," lanjut Azka dalam hati.
"Mau aku suapin, hmm?" tanya Azka saat Zeva masih belum meresponnya.
"Emang, boleh?" Zeva berkata ragu dan terdengar lirih.
"Ayo, buka mulutnya."
"Pesawat datang! AAAAA," ujar Azka sambil mengangkat sendok yang berisi nasi goreng itu ke udara yang sontak saja membuat Zeva langsung tergelak tawa, namun gadis itu membuka mulutnya, "AAAAA," ujar Zeva ikut-ikutan.
Azka langsung memasukkan nasi goreng itu kedalam mulut Zeva, "pesawat nasi goreng dengan bumbu cinta dan kasih sayang sudah berhasil mendarat," seru Azka dan keduanya semakin tergelak.
Zeva melakukan hal yang sama, ia menyuapi Azka, hingga makanan itu habis tidak bersisa.
G E R I M I S
Di toilet, Dila menjerit kesal sambil menatap pantulan dirinya di cermin. "Arghhhh! Gue benci Zeva! Apa sih yang istimewa dari gadis ansos seperti dia?! Sialan!" jerit gadis itu hingga membuat beberapa adik kelasnya yang berada di toilet itu pun, buru-buru keluar.
Sedangkan ketiga sahabat Dila hanya bungkam, mereka saling menatap satu sama lain.
Dila memutar badan menatap teman-temannya, "menurut kalian, lebih cantik gue daripada Zeva kan?" tentu saja mereka segera menjawab.
"Iyalah Dil, lo paling perfect di sekolah ini. Lebih populer juga dari Zeva," jawab salah satu dari mereka.
"Tapi kenapa Azka malah milih dia dari gue?!" lanjutnya menjerit kesal dengan dada naik turun.
"Menurut gue yah Dil, cowok yang lebih dari Azka tuh banyak banget."
"Rafa lebih baik dari Azka," lanjut yang lainnya.
Mendengar itu, bukannya membuat Dila senang malah memegang kerah leher temannya yang berbicara tadi hingga membuat gadis itu mendelik takut, "gue.cuma.mau.Azka!" ujarnya penuh penekanan.
"Ngerti lo?!" dengan cepat gadis itu mengangguk, kemudian Dila melepaskan tangannya di kerah baju gadis itu.
Sedangkan kedua temannya yang lain, dengan cepat membantu gadis yang kena amukan Dila.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS [SELESAI]
Teen FictionStory 2 . "Katanya, harus terluka dulu biar nanti bisa merasakan bahagia. Lantas, luka sedalam apa yang harus manusia dapatkan, karena aku menginginkan hidup bahagia lebih lama dari hidup dalam luka itu sendiri." (Gerimis, 07 September-2021) Notes :...