BAGIAN 52

3K 291 7
                                    

Rintik hujan mulai turun membuat Zeva mengerjap pelan. Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau kembali, Azka mulai melajukan mobilnya.

"Ka," panggil Zeva.

Azka hanya berdehem sebentar sambil melirik sekilas kearahnya. Lelaki itu fokus menyetir. Masih memakai seragam putih abu-abu setelah tadi selesai mendengar pengumuman kelulusan untuk seluruh siswa kelas XII.

"Emang gak apa-apa kamu gak ngasih tau Putra sama Bani? Kasian loh mereka pasti nyariin di sekolah," tutur Zeva, pasalnya Azka tadi mengajaknya untuk pergi dari sekolah setelah pengumuman itu selesai, sementara Putra dan Bani tadi pagi ikut nebeng bersama Azka ke sekolah, mau tak mau Azka pasrah dan mengajak Putra serta Bani menjemput Zeva lebih dulu dan tentu saja kehebohan terjadi di dalam mobil oleh ulah keduanya, bahkan Zeva tidak bisa berhenti tertawa.

"Biarin aja, mereka bisa pulang naik angkot. Udah Zev, jangan bahas dua makhluk itu lagi."

Zeva mendengus geli, "serah kamu deh."

"Terus sekarang, kita mau kemana?"

"Ke pantai main hujan-hujanan?"

"Mau...e-eh, kamu serius?" Zeva baru sadar dengan tawaran Azka barusan lalu dia menggeleng, "kamu gak bisa main hujan, gak jadi deh Ka, aku gak mau nanti kamu sakit lagi kek waktu itu."

Azka terkekeh, "ya gak apa-apa, yang penting aku bisa liat kamu ketawa sama aku."

"Apaan sih Ka, gak ah, gak mau, pokoknya nggak."

"Yakin gak mau?" tanya Azka saat memberhentikan mobilnya di parkiran pantai yang sering mereka datangi, lalu lelaki itu segera keluar dari dalam mobil membuat Zeva mendelik kesal dan segera ikut keluar.

Belum sempat Zeva berkata, Azka sudah memasukkan tangannya di sela-sela jemari kanan Zeva-menggengam jemari gadis itu lembut sambil tertawa lepas, lalu mengajaknya berlari ke arah pantai. Baju mereka sudah basah karena hujan yang turun semakin deras.

Zeva ikut tertawa dan menari acak di tengah-tengah pasir pantai. "Aku sayang kamu, Zevanya Alfiah!" seru Azka di tengah-tengah hujan, suaranya seakan sedikit teredam karena hujan.

"Aku juga sayang sama kamu, Azka!" balas Zeva sambil memandang kearah pantai, lalu mereka tertawa.

Azka menarik Zeva ke dalam pelukannya dan menganggkat tubuh gadis itu lalu berputar pelan. Zeva yang awalnya terkejut, perlahan mulai menikmati, bahkan dia merentangkan tangannya sekilas lalu memeluk Azka lagi.

"Seru gak?"

Zeva tertawa lalu mengangguk, "iya!"

Mereka sama-sama menikmati setiap tetesan hujan yang turun, hingga Zeva tidak sadar bahwa Azka saat ini menahan rasa sakit di tubuhnya dengan pandangan yang sedikit memburam.

G E R I M I S

Rafa memasukkan barang-barangnya ke dalam koper, ia terdiam sejenak saat melihat sebuah foto dengan bingkai kecil di atas nakasnya. Dua anak kecil yang sedang berboncengan di atas sepeda. Anak lelaki yang tampak memperlihatkan senyumnya hingga giginya terlihat, sedangkan anak perempuan pun berpose yang sama sambil memegang pundak anak lelaki di depannya agar tidak terjatuh.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang