BAGIAN 24

5.1K 429 20
                                    

Suara bel pulang sekolah berbunyi nyaring di masing-masing koridor kelas. "Zeva, tolong bantu ibu bawa buku-buku teman kelas kamu ke ruangan ibu yah," pinta Bu Eva setelah mengakhiri pelajaran akuntansi siang itu.

Zeva mengangguk, "baik bu," jawabnya.

"Baiklah anak-anak, pelajaran kali ini cukup sampai materi aktiva tidak tetap dan nanti tolong di pelajari kembali materi yang sudah ibu sampaikan tadi," ujar Bu Eva mengakhiri pelajaran.

"Baik bu!" jawab mereka serempak dan satu persatu keluar dari kelas setelah menyalami punggung tangan bu Eva.

Zeva bangkit kearah meja guru untuk mengambil buku-buku temannya. "Sini gue bantuin," Rafa mengambil sebelah buku-buku itu di tangan Zeva.

"Thanks Raf," Zeva mengucapkan terimakasih. Lantas keduanya berjalan menuju ruangan bu Eva menyusuri koridor kelas yang mulai sepi.

"Ah gue belum ngasih tau lo," celetuk Rafa.

Zeva menoleh kearah Rafa sambil memiringkan sedikit kepalanya, "apa?" tanyanya.

"Tadi waktu gue nungguin lo di kantin, ada yang datengin gue dan terus dia tiba-tiba nanyain siapa pacar gue..."

"Terus-terus? Cantik gak?" sela Zeva.

Rafa tampak berfikir sedikit, "kalo gue bilang cantik, lo pasti gak setuju. Tapi kalo gue bilang ganteng, lo lebih gak setuju."

"Hah? Gimana sih Raf?"

"Orangnya kemayu, lo tau Angelina anak XII Bahasa?"

Pfffttt...

Zeva tertawa terbahak setelah mendengarkan penjelasan Rafa, "maksud lo Andika?"

"Hmm, jadi namanya Andika." Rafa berdecak setelahnya dia bergidik ngeri. Pasalnya Andika atau kerap di panggil Angelina oleh anak-anak SMA Satu adalah lelaki yang mempunyai sifat serta gaya seperti perempuan. Rafa yang memang laki-laki tulen, merasa ngeri saat Andika mencoba mendekatinya dan ingin menyatakan cinta kepada dirinya tadi di kantin.

"Pantesan muka lo tadi tegang amat di kantin. Ternyata gara-gara itu," kata Zeva di sela tawanya.

Rafa berdehem singkat membalas kata Zeva dan dia ikut tertawa hingga keduanya tiba di depan ruangan guru dan mencari meja bu Eva. Setelah menaruh buku-buku itu di atas meja bu Eva, lalu mereka keluar dari dalam ruangan guru.

Langkah Zeva terhenti kala matanya tidak sengaja bertemu dengan mata Azka yang masih berada di parkiran bersama dengan Putra dan Bani. Namun, Zeva segera menoleh ke arah Rafa seperti tidak pernah melihat lelaki itu berada di sana.

"Gue balik bareng lo yah Raf," ujar Zeva. Rafa terdiam beberapa detik tetapi setelahnya dia langsung mengangguk mengiyakan. Rafa sedikit bingung dan kaget saat Zeva yang ingin pulang bersamanya padahal jelas-jelas Azka ada di sana.

Zeva naik ke belakang motor Rafa, kemudian Rafa mengendarai motornya meninggalkan area sekolah.

"Lo masih mau di sini?" tanya Putra melihat Azka yang tidak memalingkan pandangan dari Zeva sedari tadi meskipun gadis yang dia perhatikan itu sudah menghilang dari pandangannya.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang