BAGIAN 60

6.5K 318 32
                                    

Sudah tiga hari ini Rafa hanya berani memperhatikan Zeva dari jauh. Ia mengikuti kemanapun Zeva pergi. TPU, rumah pohon, pantai, dan keliling jalanan yang sering mereka lewati untuk ke sekolah.

Seperti sekarang, sore hari di pantai dengan warna jingga yang kentara, Rafa melihat Zeva yang duduk sendirian di sana sambil memeluk kakinya.

"Tiga hari kamu pergi, Ka," monolog Zeva dan membiarkan angin pantai menerpa kulitnya, membiarkan ingatannya mengingat banyak kenangan yang dia dan Azka ciptakan di pantai ini.

"Tiga hari, aku masih coba buat ikhlasin kamu."

"Tiga hari....." Zeva menutup wajahnya dengan bahu bergetar, tangisnya lagi dan lagi pecah. Sakit itu masih terasa. Kehilangan akan tetap menyakitkan.

Apalagi dia sengaja memakai hoodie Azka, membuat dia melukai perasaannya sendiri.

Kangen kamu, Ka. Mau kamu datang peluk aku lagi. Kita main lari-larian lagi di sini.

Di sampingnya, ada kotak hitam. Zeva tidak tau apa isi dalam kotak itu, yang ia tahu bahwa kotak itu adalah hadiah dari Azka. "Aku belum siap buka kado dari kamu."

Zeva memejamkam matanya, tiba-tiba dia merasa bingung saat tubuhnya berdiri melihat interaksi dirinya dan Azka di depannya itu, tapi dia hanya mampu memperhatikan mereka.

"Aku kemarin baca satu cerita yang sedih banget."

"Sampe aku nangis."

"Kebiasaan, kan udah sering aku bilangin, gak usah nangis sama hal-hal kayak gitu."

"Yah gimana, orang ceritanya sedih."

"Jadi, ceritanya tuh tentang sepasang kekasih yang berjanji bakalan sama-sama selamanya, tapi, tanpa mereka sadari, mereka cuma bisa berjanji, cuma bisa ngebuat rencana indah aja, tanpa mereka mikirin hal-hal buruknya. Emang jatuh cinta seindah itu, sampai aku berdoa supaya kisah kita juga sama kayak mereka, tapi setelah aku baca sampai akhir, aku bilang ke Tuhan supaya gak ngabulin doa yang aku ucapin itu ......"

"Terus?"

"Masa si cowoknya meninggal, gak asyik banget sampe mata aku sembab, kan kasian."

"Eits, kenapa malah mau nangis lagi sih?"

"Zev, itu cara penulis untuk memberitahu pada siapapun yang membaca karyanya, kalo semua pasti bakalan merasa kehilangan pada waktunya."

"Yah, tapi kan aku tetap kasihan Ka. Sakit tau gak. Sekarang aja aku masih bayangin gimana kehidupan cewek itu, gak ada season 2 lagi bukunya."

"Dia bakalan baik-baik aja, sayang, mungkin untuk beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan, dia masih ngerasain kehilangan yang sangat mendalam, kehilangan yang gak pernah dia bayangkan. Tapi, satu hal yang harus kamu tau, setiap orang ada masanya. Perlahan, dia pasti mulai mengikhlaskan semua yang udah terjadi, dan pasti akan ada orang lain yang bakalan ngebuat dia bahagia lagi."

"Jadi, aku salah yah Ka?"

"Nggak, cuma kamu baru menyadari kalo setiap orang bakalan ngerasain kehilangan, semuanya cuma sementara, begitupun dengan kebahagiaan. Zev, gak ada yang abadi di dunia ini, kita gak tau apa yang bakalan terjadi besok, lusa, atau hari-hari berikutnya. Yang harus kita lakukan cuma satu, menghargai apapun yang kita miliki."

Lalu Zeva membuka matanya kembali, terdiam beberapa saat. Zeva sekarang benar-benar menyadari perkataan Azka waktu itu, lalu bermonolog sendiri, "AYO KITA KETEMU DI KEHIDUPAN SELANJUTNYA, KA! NGEBUAT BANYAK KENANGAN BERDUA! KAMU AKAN TETAP ABADI DI HIDUP AKU! AKU SAYANG KAMU, AZKA! KAMU DENGER AKU KAN?!" teriak Zeva di tengah suara ombak dan kicauan burung.

Dan Rafa hanya mampu berdiri beberapa langkah di belakang Zeva. Tubuhnya seperti terpaku saat mendengar kalimat itu.

~GERIMIS SELESAI~

Aku membiarkan cerita ini berakhir dengan akhir yang sederhana. Membiarkan Zeva larut dalam luka patah hatinya sementara waktu. Membiarkan Zeva untuk saat ini memiliki pikiran bahwa dia akan tetap memilih Azka di kehidupan selanjutnya. Membiarkan Zeva hanyut dalam pikiran dan perasaannya yang masih berantakan.

Karena sejatinya nanti dia akan tetap mengikuti seluruh skenario yang sudah Tuhan perlihatkan kepada dirinya sewaktu dia masih di dalam kandungan seorang ibu.

Semua manusia akan tetap beranggapan seperti itu ketika mereka dalam fase kehilangan. Padahal sejatinya, banyak hal yang masih bisa di lakukan dalam hidup. Aku membiarkan Zeva mencari jawabannya sendiri.

Sama halnya dengan Rafa, Putra dan Bani, aku membiarkan mereka mencari jalan hidup terbaik yang sudah mereka rencanakan. Meskipun nanti akan ada beberapa hal yang akan membuat mereka merasa bahwa mereka sedang berada di titik terendah hidup.

(Minggu, 15 Mei 2022, cerita Gerimis, selesai. Aku menyayangi kalian dan maaf jika cerita ini masih jauh dari kata sempurna, karena aku sendiri tidak tau arti 'sempurna' dalam setiap persepsi manusia)

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang