Tadi pagi buta, Putra dan Bani datang ke rumah Zeva, mengajak gadis itu jogging padahal Zeva sudah menolak ajakan mereka semalam. Namun tabiat kedua lelaki itu memang tidak mau menerima penolakan dan selalu ngeyel, akhirnya Zeva memilih mengiyakan saja daripada ribet.
Alunan musik River Flows in You lewat mp3 mengalun lembut di telinga Zeva, beberapa anak rambutnya sedikit keluar dari ikatan. Keringat mengalir di pelipisnya.
"Lo berdua duduk dulu disini, gue beli minum sebentar."
"Gue sprite aja! Gak mau air putih!" teriak Bani karena Putra sudah berada beberapa langkah di depan. Sementara Zeva sudah memilih duduk di pinggir jalan sambil mencopot headset di telinganya.
"Ban."
"Kenapa lo? Kecapean?"
Zeva berdecak kesal dan refleks menoyor kepala Bani membuat lelaki itu mengadu kesakitan.
"Sakit Zev! Kalo gue ilang ingatan gara-gara lo gimana?!"
Zeva memutar bola mata malas sambil mengendikkan bahu acuh.
Putra kembali dengan satu kantong kresek di tangannya dan segera mendudukkan diri di samping Bani, melihat wajah sahabatnya serta mulut lelaki itu yang bersungut-sungut tidak jelas, Putra tau pasti Bani sudah menjadi korban Zeva lagi kali ini, Putra lalu terkekeh pelan.
"Nih minum buat lo," Putra menyodorkan sebotol air putih pada Zeva.
"Thanks."
"Kok gak ada sprite? Gue tadi kan-"
"Kalo lo gak mau yaudah beli sendiri sana," sela Putra.
Bani dengan cepat meneguk minumannya itu sebelum Putra berubah pikiran, yang benar saja, Putra mau mengambil lagi minuman di tangannya cuma karena dia protes seperti itu. Putra hanya bisa mendungus kesal melihat tingkah Bani.
Memilih mengabaikan Bani, Putra merogoh handphone di sakunya yang berdering. Putra berdehem sebentar.
"Siapa?" tanya Bani yang diam-diam melirik si penelpon, tapi dia tidak bisa melihat jelas namanya karena handphone Putra yang tidak memiliki pencahayaan sama sekali.
Putra menatap lelaki itu dan ternyata bukan Bani saja yang kepo, tetapi juga Zeva. Putra berdehem lagi, "dari ayang gue."
"Byur!!!" Bani yang baru meminum air botolnya lagi sontak menyemburkan minumannya dan tersedak hebat membuat Zeva memukul keras punggung lelaki itu berulang kali.
"Anjirrrr, lo-" ujar Bani ngengas.
"Gue jawab telefon bentar biar ayang gue gak marah," sela Putra. Ia langsung menjauh sedikit dari Bani dan Zeva.
"Udah Zev, gue bisa gagal jantung ini."
G E R I M I S
Setelah dari mengantar Zeva ke rumah gadis itu, kini Bani di buat bertanya-tanya karena sekarang, Putra mengajaknya ke rumah sakit.
"Siapa yang sakit Put?" Ia bertanya sambil berjalan menelusuri koridor rumah sakit yang banyak lalu lalang pengunjung, pasien, maupun karyawan rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS [SELESAI]
Teen FictionStory 2 . "Katanya, harus terluka dulu biar nanti bisa merasakan bahagia. Lantas, luka sedalam apa yang harus manusia dapatkan, karena aku menginginkan hidup bahagia lebih lama dari hidup dalam luka itu sendiri." (Gerimis, 07 September-2021) Notes :...