BAGIAN 46

2.9K 262 3
                                    

"Anak kriminal udah dateng tuh."

"Masih punya muka buat dateng sekolah."

"Gak tau diri!"

"Tau tuh kenapa gak keluar aja dari sekolah ini sih!"

"Malu-maluin nama sekolah aja!"

Banyak sekali perkataan mengejek dan menghina dari para siswa lainnya, Azka menggertak giginya dan ingin membalas omongan mereka jika saja Zeva tidak menahannya, "jangan Ka," ujar Zeva.

"Tapi mereka udah keterlaluan."

"Biarin aja, aku gak mau nanggepin mereka," sela Zeva.

Azka menghembuskan napas pelan kemudian mengangguk mengerti dan semakin mengeratkan genggamannya dengan tangan Zeva dan melanjutkan kembali jalan mereka yang sempat terhenti itu.

Sesampainya di dalam kelas Zeva, Azka tidak langsung pergi melainkan memilih duduk di samping gadis itu. "Ka, udah sana ke kelas kamu."

"Nggak, aku mau disini dulu."

"Jangan gini Ka, aku gak papa."

"Kamu gak papa, tapi aku nggak Zev, mereka ngatain kamu kayak gitu padahal mereka gak tau kebenarannya seperti apa."

Zeva tersenyum tipis, "makasih Ka, kamu tetap ada di samping aku di saat aku lagi ada masalah gini."

Azka memegang lembut tangan Zeva dan sebelah tangannya mengusap surai rambut gadis itu, "memang sudah tugas aku buat jagain kamu apapun yang terjadi, aku gak mau orang yang aku sayang di sakitin sama orang lain," ujar Azka menatap netra mata Zeva.

Suara deringan bel masuk membuat Zeva kembali menyuruh Azka ke kelasnya, "tuh udah bel, sana ke kelas kamu."

"Yaudah, aku ke kelas dulu."

"Hmm," jawab Zeva dengan deheman.

"Semuanya bakalan baik-baik aja Zev, kalau ada apa-apa kamu harus hubungin aku."

"Iyah Azka."

"Janji?"

Zeva terkekeh dan menyatukan jari kelingkingnya ke kelingking Azka yang sudah lebih dulu terangkat itu. Setelahnya Azka langsung bangkit dan keluar dari dalam kelas Zeva.

Zeva berusaha menulikan pendengarannya dari bisikan-bisikan itu dengan sebelah tangannya mengepal.

Mereka tertawa dan berbicara seolah-olah mereka tau semuanya yang sudah terjadi dengan hidup Zeva dan seenaknya menjudge sesuka mereka.

"Kenapa sih harus ada anak kriminal di kelas kita?! Kesel banget gue!"

"Eh lo jangan ngomong terang-terangan dong, soalnya gak cuma lo doang yang kesel, tapi kita semua juga kesel."

"Parah banget, jangan sampai deh gara-gara satu orang nanti kita semua di cap sebagai kelas kriminal sama anak kelas lain."

"Mending keluar aja gak sih dari sekolah ini?"

"Setuju banget, dasar gak tau malu!"

Zeva terdiam dan enggan membalas satu pun cibiran mereka. Berkali-kali ia mengatur emosinya dan mencoba fokus untuk membaca di buku paketnya hingga seseorang laki-laki menumpahkan air tepat di atas bukunya, "lo denger kan omongan temen-temen kelas kalo kita semua malu sekelas sama lo, seharusnya lo tau diri lah, anak kriminal kayak lo itu gak pantes sekolah, harusnya lo urusin bokap lo yang gak bener itu," ujar lelaki itu sambil bersedekap dada membuat mereka semua tertawa.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang