Ditangan Bani, lelaki itu memegang alat cukur listrik. Azka meminta untuk memangkas habis rambutnya, sebenarnya Azka ingin ke barbershop, tetapi karena ia masih dirawat, otomatis tidak mendapatkan izin keluar. Untuk menemui Zeva kemarin, dia bersusah payah meyakinkan Rita bahwa keadaannya baik-baik saja dan meminta bantuan dokter rizky sebagai jalan tengah.
Tetapi sekarang sepertinya tidak akan ada lagi izin, kondisinya yang kadang tiba-tiba menurun membuat ia tidak bisa berbuat banyak. Apalagi saat dari pantai bersama Zeva malam itu, mungkin karena suasana malam di pantai yang lebih dingin membuat kondisinya sempat drop.
"Lo gak trauma Ka? Terakhir kali gue motongin rambut kalian, malah ngebuat lo sama Putra marah-marah tiga hari," kata Bani dengan penuh keraguan.
Putra berdecak kesal, "ya gimana gue sama Azka gak marah sama lo, lo bilang bakalan bikin style kek Zayn Malik tapi malah lo bikin style kek ato dalang di kartun Upin Ipin. Ya lo mikir lah bangsat, kita malunya sampe ke ubun-ubun, mana waktu itu masih kelas satu SMA udah jadi tranding topik."
Azka tergelak mendengarnya, jika diingat-ingat dulu sewaktu ia dan Putra langsung percaya dengan omongan Bani yang dengan pintarnya lelaki itu meyakinkan keduanya jika dia pandai membuat style rambut ala-ala artis luar negeri yang langsung membuat Azka dan Putra takjub dan kagum pada kemampuannya, tapi hal itu malah menjadi boomerang untuknya dan Putra karena ekspektasi jauh dari realita, tiga bulan Azka dan Putra tidak melepas topi mereka saat disekolah. Bahkan Azka sampai ke dokter untuk konsul cara menumbuhkan rambut kepala dengan cepat.
Bani menyengir kuda, menaikkan jari tengah dan telunjuknya, "gue juga kaget pas kalian berdua percaya sama gue. Serius Put, Ka, gue sebenarnya cuma iseng, ya tapi kalian langsung percaya."
Azka membalikkan badannya dan menatap kedua sahabatnya itu, "kalo gue fikir sekarang sebenarnya malah jadi kocak Put," lelaki itu memainkan alisnya, sementara Putra mendengus kesal, ia tetap emosional sendiri jika mengingatnya.
"Udahlah, yang berlalu biarin aja, anggap itu sebagai kenangan kita bertiga yang paling kocak."
Putra hanya berdehem menanggapi dan enggan membuka luka lama bagi dirinya.
"Lo gak usah tremor, gue gak bakalan marah sama, lagian kali ini mau lo botakin kepala gue, alih-alih model rambut Zayn Malik."
Setelah itu, tidak ada lagi perdebatan apapun, Bani mulai melakukan pekerjaannya, sementara Putra masih terdiam menatap Azka di depan cermin. Azka mendengus, tersenyum miring, "kenapa lo?"
Putra mengendikkan bahu acuh, "lo masih ingat janji kita dulu?"
"Hmm? Emang, kita pernah buat janji?" Azka malah terkekeh mendengarnya.
"Kita harus ngerasain hal seneng sama sedih sama-sama, apapun yang terjadi, gak akan pernah ada yang ninggalin satu sama lain."
Azka terdiam, mencoba mencerna maksud kalimat Putra.
"Karena kita, sahabat, selamanya." Putra menepuk bahu Azka.
Lalu, Bani nyeletuk lebih tepatnya bernyanyi, "persahabatan bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu-kupu, persahabatan bagai kepompongggg-uhuk-uhuk," lelaki itu memanjangkan nyanyiannya diakhir dan hal itu membuat dirinya tersedak air liur sendiri.
"Gue sama Bani udah sepakat mau botak Ka, ya biar kita triptak,"
"Maksudnya, triple botak," Bani membenarkan yang langsung diangguki Putra.
"Kali ini, seperti lo, gue mau percaya lagi sama nih anak, cepetan lo botakin gue."
"Eits, ingat kan janji lo?"
"Yakult?"
"Yeah, right bung!" seru Bani, lalu Bani dengan semangat mulai memangkas rambut Putra.
Sebenarnya Putra merasa bersalah dengan Bani karena merahasiakan semua tentang Azka waktu itu, dia sendiri menjadi saksi bagaimana seorang Bani benar-benar menangis setelah dari rumah sakit kala itu. Sampai Putra, memberikannya waktu untuk sendiri, menangkan diri, dan meminta untuk menjadi Bani seperti biasa, seperti tidak ada apa-apa jika mereka menjenguk Azka. Jangan ada kesedihan dan harus tetap jadi sahabat yang petakilan, heboh, dan juga kere alias selalu minta Azka yang traktir mereka makanan dikantin rumah sakit ketika menjenguk lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS [SELESAI]
Teen FictionStory 2 . "Katanya, harus terluka dulu biar nanti bisa merasakan bahagia. Lantas, luka sedalam apa yang harus manusia dapatkan, karena aku menginginkan hidup bahagia lebih lama dari hidup dalam luka itu sendiri." (Gerimis, 07 September-2021) Notes :...