BAGIAN 29

4.3K 320 18
                                    

Bani sedikit melirik kearah ruang guru kemudian segera menepuk pundak Putra memberi aba-aba, "Zeva jalan ke sini bro!"

"Sesuai rencana," ujar Bani.

Putra mengangguk lalu memukul keras lengan Bani membuat lelaki itu memekik.

"Bangke! Lo sengaja? Ini gak ada dalam rencana-"

Putra langsung tergelak dan menendang kaki Bani agar lelaki itu tidak meneruskan perkataannya. Mata Putra mengedip beberapa kali pertanda Zeva sudah berada di belakangnya.

"Ooo iya jelas. Gue keknya harus beli yakult lagi dah, biar usus gue bisa lebih terlindungi," ujar Bani asal dan langsung tergelak. Sungguh sangat garing sekali aksi Putra dan Bani.

"Eh Zev," panggil Putra.

"Loh kok bisa kita ketemu di sini sih? Lo habis ngapain dari ruangan guru?" tanya Bani setelah membalikkan tubuhnya pura-pura kaget.

"Lo berdua tumben ke ruangan guru?" tanya balik Zeva.

"Oo-ooh biasa nyari tongkrongan baru."

"Yo'i" balas Bani mengangguk saling tatap dengan Putra.

"Kebetulan banget ketemu lo di sini. Ikut gue yok!" seru Bani merangkul pundak Zeva.

Zeva melepaskan dirinya dan bersedekap dada, "kemana?"

"Kantin, rooftop, kemana kek. Gue bosan tiap hari bareng Putra mulu."

"Njiirrr lo!" seru Putra kesal.

Zeva memicingkan matanya menyelidik karena merasa ada yang aneh dengan kedua lelaki di depannya itu, "gue gak mau."

Zeva segera berjalan meninggalkan Putra dan Bani yang cengo. Dila mendengus geli melihat Putra dan Bani di depannya lalu ikut melenggang pergi.

"Aish, gimana nih. Azka pasti udah nunggu lama di rooftop," keluh Bani.

Azka tersenyum kecut melirik arlojinya. Sedari tadi dia sudah menunggu Zeva di rooftop, berharap gadis itu datang. Memandang sebungkus silverqueen dengan pita warna biru yang dia beli di tangannya, Azka menghela napas pelan.

"Gue gak akan nyerah buat minta lo balik ke pelukan gue Zev."

"Sampai kapan pun."

Azka menaruh silverqueen itu di atas kursi dan memilih turun dari sana karena sebentar lagi pelajaran kedua akan di mulai.

G E R I M I S

Azka menunggu Zeva di samping pintu kelas gadis itu dengan tas di sebelah pundaknya. Satu persatu siswa mulai keluar dari kelas XII IPS 1 membuat Azka mengambil napas sedalam mungkin lalu menghembuskannya.

Azka masuk ke dalam kelas Zeva dan langsung menuju bangku Zeva, "hai, pulang bareng aku," ajaknya.

Zeva terdiam sebentar dengan tatapan datarnya lantas berdiri memakai tas punggungnya. Azka tersenyum lembut melihat reaksi Zeva, itu artinya Zeva menerima tawarannya bukan? Namun, Azka terhenyak kala Zeva berlalu dari hadapannya tanpa mengatakan sepatah katapun.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang