Azizah duduk di sofa dengan satu kakinya yang dia angkat di atas kaki yang lain. "Sanjaya Company," gumamnya saat melihat data nama perusahaan terbesar yang bekerjasama dengan perusahaan KiZe Company-milik Hardi. Tangannya mengetuk-ngetuk lututnya. Senyum miring terbit di bibir wanita itu, kemudian dia segera menelpon seseorang yang sangat dia percayai dan tak lama sambungan telepon terhubung.
"Halo Bu." Suara seseorang di seberang sana terdengar.
"Saya yang akan mengurus sendiri urusan kerjasama dengan Sanjaya Company. Sisanya, kamu harus meyakinkan para investor yang bekerjasama dengan perusahaan Hardi untuk membatalkan kerjasama mereka dan memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan kita," suruh Azizah dengan pandangan lurus pada layar laptopnya.
"Baik Bu, semuanya akan saya lakukan sesuai perintah."
"Hari ini tolong untuk mengatur jadwal saya bertemu dengan Sanjaya Company."
"Iyah Bu, siap. Saya akan mengonfirmasi ke pihak Sanjaya Company dan segera mengabarkan ibu kembali."
Tut...
Azizah segera mematikan panggilan itu, tatapannya lebih tajam kearah laptop dengan smirk yang tercipta.
"Ayah belum pulang juga?" tanya Zeva tiba-tiba membuat Azizah terkesiap dan segera menutup laptopnya kemudian berbalik melihat gadis itu yang berjalan kearahnya.
Azizah menghembuskan napas lega dan seketika ekspresinya berubah. "Ayah kamu masih sibuk, sayang," ujarnya lembut.
"Tapi nanti Ayah kamu pulang," lanjut Azizah.
"Oh yaudah," jawab Zeva acuh.
"Kamu mau ke sekolah, hmm?" tanya Azizah basa basi.
"Kamu harus sarapan dulu sayang, ibu udah masak buat kamu loh," ajak Azizah lembut.
"Tante kenapa sih, gak capek yah sok baiknya? Sekarang tuh Ayah gak ada di rumah, Tante gak perlu gini terus sama aku," terang Zeva.
Azizah mengulas senyum tipis, "Tante gak pernah berpura-pura baik sama kamu."
Zeva mendengus geli mendengarnya dan memutar bola mata malas lalu segera berlalu dari dalam rumahnya begitu saja.
Azizah berusaha untuk mengembangkan senyumnya menatap punggung gadis itu, "Tante sayang sama kamu," ia membatin. Tak berselang lama, handphonenya kembali berdering. Azizah menarik napas dalam lalu mengembuskannya dan tangannya tertarik men scroll lambang berwarna hijau itu.
"Semuanya sudah saya atur Bu, perwakilan Sanjaya Company akan bertemu dengan ibu dan akan saya share location sekarang ke ibu."
"Baik, terimakasih."
Panggilan kembali terputus. Azizah mengambil tas nya dan berkas-berkas di atas meja itu kemudian melangkah keluar dari dalam rumah menuju garasi mobil dan segera mengendarai mobilnya keluar dari area kompleks perumahan itu.
Sesampainya di area cafe, Azizah masuk ke bagian privat room pada cafe dan segera masuk ke dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS [SELESAI]
Teen FictionStory 2 . "Katanya, harus terluka dulu biar nanti bisa merasakan bahagia. Lantas, luka sedalam apa yang harus manusia dapatkan, karena aku menginginkan hidup bahagia lebih lama dari hidup dalam luka itu sendiri." (Gerimis, 07 September-2021) Notes :...