BAGIAN 17

5.2K 371 6
                                    

Seperti biasanya, sampai sekolah Azka langsung mengantar Zeva ke kelasnya dengan memegang sebelah tangan gadis itu. Setelah itu, Azka menuju kelasnya. Azka berjalan menelusuri koridor sambil bermain ponsel memandang gambar dirinya bersama Zeva yang sedang tersenyum di pantai kala itu.

"Azka," panggilan dari Dila membuat Azka berhenti tetapi dia tidak menoleh ke belakang sedikitpun. Kemudian Azka melanjutkan kembali langkahnya seolah tidak ada yang memanggilnya.

"Azka!!!" Dila mencak-mencak kesal karena Azka tidak meresponnya. Gadis itu sedikit berlari hingga berada di samping Azka kemudian memeluk lengan Azka.

"Ck, lo apaan sih!" ketus Azka segera melepaskan diri. Lelaki itu merasa sangat risih.

"Gue panggil dari tadi tapi lo gak denger-denger," ujar Dila mencebikkan dirinya kesal.

"Oh."

Dila melongo mendengar jawaban Azka dan langsung berjalan meninggalkan dirinya. Tak menyerah, Dila kembali mengejar Azka dan sedikit melirik handphone Azka. Seketika dia mengambil handphone itu membuat Azka menatapnya tajam.

"Ish, norak banget. Lagian lo gak cocok tau sama Zeva."

Azka segera merampas handphonenya dengan sangat kasar, bahkan Dila merasa sedikit takut dengan perlakuan Azka, "terus lo mau gue sama lo?" Dila mengangguk sambil tersenyum sumringah.

"Mimpi." ujar Azka singkat. Dila menahan lengan Azka agar lelaki itu tidak pergi meninggalkannya lagi, "kok lo ngomongnya gitu banget. Gue cuma gak mau lo sama Zeva."

"Lo gak ada hak apapun larang gue. Please, lo cantik, lo bisa dapat cowok lain yang bisa nerima lo." Dila menggeleng kuat.

"Kalo gue gak mau gimana?"

"Gue tau, lo cuma perlu waktu buat nerima gue."

"Gak capek, jual murah terus sama gue?" tanya Azka remeh.

Wajah Dila langsung merah padam, dia melepaskan tangannya yang memegang Azka dan mengepalkan tangannya kuat di samping rok, "ingat yah Ka, gue tau satu hal yang lo gak mau kasih tau Zeva!"

Azka mengetatkan rahangnya menahan amarah, melihat itu Dila langsung tersenyum miring dan mendekatkan tubuhnya ke arah telinga Azka, "see? Gue belum kasih tau loh padahal, gue bakalan lakuin apapun buat dapetin lo Ka. Kalo sekarang pun gue belum bisa, gue gak bakalan nyerah. Gue mau deket-deket terus sama lo. Lo khawatir Zeva cemburu kan? Zeva gak bakalan cemburu karena Rafa selalu ada buat dia, meskipun gak ada lo. Gue selalu liat mereka dekat di kelas," Dila kemudian menarik tubuhnya kembali melihat ekspresi Azka dan segera meninggalkan Azka begitu saja.

G E R I M I S

Setelah pelajaran pertama berakhir, Zeva segera mengemasi buku-bukunya. Dia mengambil handphonenya dalam laci meja dan segera mengaktifkannya. Zeva tersenyum sumringah melihat pesan dari Azka pagi tadi dan membacanya ulang.

"Gak ke kantin?" tanya Rafa membuat Zeva mendongak melihat Rafa yang berdiri di depan mejanya.

"Lo duluan aja, gue masih nungguin Azka." Balas Zeva.

"Oh iya Raf," ujar Zeva dan sedikit menunduk dengan tangannya yang terulur ke dalam laci. Rafa mengkerutkan keningnya menunggu Zeva melanjutkan ucapannya, "sorry, tapi gue gak bisa nerima ini," Zeva menyodorkan handphone pemberian Rafa kemarin.

Zeva merasa sedikit tidak enak melakukan ini sebenarnya, tapi tidak mungkin juga kan kalo dia memakai lebih dari satu handphone sekaligus.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang