BAGIAN 18

4.9K 346 2
                                    

Zeva menutup buku novelnya dan menyenderkan badannya di atas kursi balkon kamarnya dengan kedua kaki bersila. Dia mengambil handphonenya dan memotret langit malam tanpa bintang, sepertinya hujan akan turun malam ini.

Zeva mengusap-usap kulit lengannya karena merasa angin malam yang dingin tapi dia enggan untuk beranjak dari sana.

"Azka lagi ngapain yah?" gumamnya sambil menscroll asal handphonenya.

"Kalo aku telefon, dia marah gak yah?"

Zeva membasahi lidahnya sebentar sambil menimang-nimang keinginannya, tapi tak lama handphonenya berdering. Zeva sempat kaget sebentar tapi dia langsung tersenyum senang karena ternyata Haikal Azka mengajaknya video call.

Zeva mengangkat telefon itu dengan kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Dia dapat melihat Azka di seberang sana yang juga tersenyum melihatnya, "kamu lagi ngapain, hmm?" suara berat Azka terdengar.

"Gak lagi ngapa-ngapain, cuma duduk aja baru selesai baca novel," Zeva mengangkat sebuah novel yang tadi dia baca, menunjukkannya kepada Azka.

"Novel yang kemarin aku kasih?"

Zeva mengangguk sebagai jawaban.

"Ceritanya bagus gak? Soalnya aku gak tau genre kesukaan kamu apa," Azka tampak terkekeh.

"Bagussss bangettt tau! Aku aja sampe gak sadar kalo bacanya udah sampai selesai tadi."

Keduanya lantas tertawa terbahak, Azka kemudian kembali memusatkan pandangannya kearah layar handphonenya, "Zev," panggilnya membuat Zeva berdehem sambil menunggu ucapan selanjutnya yang keluar dari bibir Azka.

"Gak jadi deh. Kamu udah makan belum?"

Zeva menghela napas pelan, "aku gak nafsu makan, lagian juga tadi aku udah makan mie."

"Kebiasaan, apa salahnya kamu makan sih! Aku gak suka kalo kamu ngebiasain hal buruk kayak gini!" Zeva meneguk salivanya susah payah dan mengigit bibir bawahnya mendengar penuturan Azka. Sudah Zeva jamin jika Azka saat ini sudah marah besar.

"Kamu denger aku gak sih Zev? Aku khawatir kamu sakit."

"Iya-iya, nanti aku makan."

"Sekarang!"

Zeva berdecak kesal tapi dia tetap mengangguk menuruti kemauan Azka, sejak kapan Azkanya jadi cerewet dan khawatir berlebihan? Entahlah, Zeva tidak tau pastinya.

"Aku keluar beli makan dulu, soalnya dirumah gak ada yang bisa dimasak."

Di seberang sana Azka tampak terdiam mendengar jawaban Zeva dan dia baru ingat bahwa Zeva saat ini sendirian. Azka menghembuskan napas pelan, "aku otw ke rumah kamu sekarang. Tunggu aku disitu, jangan keluar sendirian."

Azka langsung mengakhiri sambungan telefon itu dan mengambil sweaternya kemudian berjalan mengambil motornya melajukan keluar dari area perumahannya.

Rintik hujan mulai turun, Zeva mengangkat kepalanya melihat kearah langit. Zeva bangkit dari duduknya dan berpegangan di balkon kamarnya dengan satu tangannya terulur ke depan merasakan dinginnya hujan.

GERIMIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang