Perintah Oma?

522 24 5
                                    

PLAGIAT JAUH-JAUH!
KALAU MAU JADI PENULIS HEBAT MAKA, BERKARYALAH DENGAN HASIL PEMIKIRAN KALIAN SENDIRI.
JANGAN BERKARYA DENGAN HASIL PEMIKIRAN ORANG LAIN.

INGAT! TUHAN MAHA MELIHAT LAGI MAHA MENGETAHUI.

Typo Bertebaran!


Happy Reading guys.

"Gesya, anak Devandez High School?".

"Kok lo tau?". Tanya Gesya bingung.

"Lo nggak buta kan?, lo masih pake baju sekolah".

Gesya tersenyum, cowok didepannya ini bicaranya sangat ketus dan pedas.

"Makasih, kalau gitu gue pulang. Gue udah telat kerja. Permisi". Tutur Gesya sambil tersenyum.

"Cantik"-batin Angkasa.

"Kerja?". Gumam Angkasa namun masih dapat didengar Gesya.

"Iya, gue permisi. Bye".

Gesya keluar dari ruangan Angkasa dengan muka ceria seperti tak terjadi apa-apa dengannya. Baru saja beberapa langkah dia keluar ruangan Angakasa, dia melihat banyaknya cowok membuat nyalinya seketika ciut.

Langkah Gesya terhenti karena banyak pasang mata yang memperhatikannya. Dia menunduk takut, buru-buru dia berbalik menuju ruangan Angkasa kembali.

"Kenapa balik?". Tanya Angkasa heran.

"Di luar banyak cowok, gue takut". Sahut Gesya yang masih menunduk.

Angkasa menghembuskan nafasnya. Bagaimana dia bisa lupa dengan para anggotanya. Gesya yang pingsan saja mereka sudah memperhatikan apalagi Gesya yang sekarang tampak lebih Cantik menurut Angkasa.

Angkasa mendekat kearah Gesya. Menarik dagu Gesya yang menunduk agar menatapnya, dia dapat melihat ketakutan dimata cewek itu.

"Lo takut sama mereka? Tapi nggak takut sama gue?". Tanya Angkasa kembali.

Gesya masih menatap Angkasa, entah mengapa dia tidak takut melihat Angkasa. Tanpa dia duga senyuman nya kembali saat Angkasa bertanya seperti itu.

"Nggak. Karena gue yakin, lo orang baik". Jawab Gesya sambil tersenyum tulus.

Angkasa tersenyum. Mengapa cewek didepannya ini sangat menggemaskan. Tangan Angkasa yang semula didagu Gesya beralih terangkat keatas kepala Gesya menepuknya lembut.

"Gue antar". Ujar Angkasa sambil menarik tangan Gesya lembut keluar dari ruangannya.

Semua pasang mata kembali menatap mereka berdua. Gesya yang semula disamping Angkasa berpindah kebelakang Angkasa.

Angkasa terkekeh, cewek ini benar-benar takut rupanya.

Angkasa kembali menarik Gesya lembut untuk kesampingnya.

"Nggak papa. Mereka baik kok, muka mereka aja yang seram". Canda Angkasa.

"Tapi mereka ngelihatin gue terus tau". Rengek Gesya.

"Cieee pak bos, baru kali ini gue lihat pak bos mau dipegang sama cewek". Goda anggotanya berambut ikal.

"Apakah ini akan menjadi buk bos kita setelah sekian lama?". Tambah anggotanya yang lain.

Angkasa hanya mendengus mendengar semua godaan dari anggotanya. Memang benar, ini kali pertama dia mau disentuh oleh cewek selain mamanya. Dan ini kali pertamanya merasa nyaman menggengam tangan cewek.

ZAFANO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang