MINE!

639 23 9
                                    


PLAGIAT JAUH-JAUH!
KALAU MAU JADI PENULIS HEBAT MAKA, BERKARYALAH DENGAN HASIL PEMIKIRAN KALIAN SENDIRI.
JANGAN BERKARYA DENGAN HASIL PEMIKIRAN ORANG LAIN.

INGAT! TUHAN MAHA MELIHAT LAGI MAHA MENGETAHUI.

Typo Bertebaran!


Happy Reading RIDERKECE♡

Bagi Dira, hari ini adalah hari terpanjang dan hari terlelahnya setelah sekian lama dia bersekolah.

Bukan lelah fisik saja namun juga lelah batin menurutnya. Hati dan otaknya dipaksa untuk syncron, namun sia-sia. Otaknya memilih untuk melanjutkan misinya tanpa mementingkan perasaan, dilain sisi Hatinya tidak bisa berbohong jika dia sudah mulai nyama dengan kehadiran Vino.

Dira memilih pulang sendiri karena dia mau singgah disebuah Cafe yang menurutnya sudah lama sekali dia tak kunjungi setelah Arkan koma.

Cafe yang selalu menjadi tempat Dira dan Arkan mendengar keluh kesah masing-masing, Cafe yang menjadi saksi mereka saling memberi kekuatan satu sama lain.

Diperjalanan menuju Cafe, Dira terus memikirkan ucapan Sang Leader Dragon Fire. Dia mau masalah ini cepat menemukan titik terangnya.

Siapa pengkhianat diantara Relivator?. Dan apakah betul Vino tak bersalah atas pembunuhan Arkan?.

"Neng mau kemana?". Tanya sopir Taksi.

"Cafe didepan sana pak". Balas Dira.

Sesampainya Dira disana dia masuk mengedarkan pandangannya. Tidak ada yang berubah, desain maupun warnanya.

Seoarang gadis melangkah mendekati Dira.

"Ada yang bisa saya bantu?". Tanya gadis itu.

Dira masih menunduk, menetralkan rasa sesak dihatinya mengingat semua kenangannya bersama Arkan.

"Ada yang bisa saya bantu?". Tanyanya kembali.

Dira mengangkat wajahnya melirik pada pelayan yang sedari tadi berdiri disampingnya. Dahi dira mengkerut mengapa gadis ini berada disini?.

Gesya pun sama terkejutnya, namun kembali tersenyum ramah seperti biasanya.

"Lo?". Tunjuk Dira. Gesya mengangguk.

"Lo kerja disini?". Tanya Dira.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?". Balas Gesya.

Dira mengangguk memesan minuman coklat dingin kesukaannya dengan Arkan.

Selang beberapa menit Gesya kembali dengan nampan yang berisi pesanan Dira.

"Apa mba mau kesini mau ketemu tuan Angkasa?". Tanya Gesya.

Gesya menggunakan semua panggilan itu karena dia mau bersikap profesional. Sekarang dia sedang bekerja bukan sedang disekolah jadi dia tidak akan menggunakan bahasanya saat di tempat kerja. Walau itu temannya atau setingkatnya.

"Angkasa siapa?".- Batin Dira.

Alis Dira terangkat satu, apa yang sedang ditanyakan gadis didepannya ini?.

"Nggak kok, bicara sama gue kayak tadi aja. Dan kalau boleh tau Angkasa itu siapa?".

Kini berbalik, Dahi Gesya mengkerut.

ZAFANO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang