Awal dari Masalah

562 29 1
                                    

𝙿𝙻𝙰𝙶𝙸𝙰𝚃 𝙹𝙰𝚄𝙷-𝙹𝙰𝚄𝙷!
𝙺𝙰𝙻𝙰𝚄 𝙼𝙰𝚄 𝙹𝙰𝙳𝙸 𝙿𝙴𝙽𝚄𝙻𝙸𝚂 𝙷𝙴𝙱𝙰𝚃 𝙼𝙰𝙺𝙰, 𝙱𝙴𝚁𝙺𝙰𝚁𝚈𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙳𝙴𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙷𝙰𝚂𝙸𝙻 𝙿𝙴𝙼𝙸𝙺𝙸𝚁𝙰𝙽 𝙺𝙰𝙻𝙸𝙰𝙽 𝚂𝙴𝙽𝙳𝙸𝚁𝙸.
𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙱𝙴𝚁𝙺𝙰𝚁𝚈𝙰 𝙳𝙴𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙷𝙰𝚂𝙸𝙻 𝙿𝙴𝙼𝙸𝙺𝙸𝚁𝙰𝙽 𝙾𝚁𝙰𝙽𝙶 𝙻𝙰𝙸𝙽.

𝙸𝙽𝙶𝙰𝚃! 𝚃𝚄𝙷𝙰𝙽 𝙼𝙰𝙷𝙰 𝙼𝙴𝙻𝙸𝙷𝙰𝚃 𝙻𝙰𝙶𝙸 𝙼𝙰𝙷𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙶𝙴𝚃𝙰𝙷𝚄𝙸.

𝚃𝚢𝚙𝚘 𝙱𝚎𝚛𝚝𝚎𝚋𝚊𝚛𝚊𝚗!


𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚁𝙸𝙳𝙴𝚁𝙺𝙴𝙲𝙴♡

Hari ini Dira berniat memulai latihannya dimarkaz utama. Saat ini dia sudah berada di lapangan tempatnya akan melakukan latihan persenjataan. Tanpa latihan pun Dira mampu melawan Vino. Namun teringat ucapan Arkan dulu, jangan pernah menganggap remeh sang musuh.

Saat ini tidak ada inti Relivator yang menemaninya karena mereka sibuk membantu yang lainnya mencari tau tentang keberadaan Arkan. Dan masalah anak baru itu? Ternyata dia sekelas dengan Dira. Namun Dira baru mengetahui faktanya, karena dia masuk saat Dira dan teman-temannya sedang dihukum.

-Flassback on-

"Omgggggg.. anak baru itu dikelas kita." Teriak Keisya saat memasuki kelas.

"Gue laporin Rangga, tau rasa lo." Sindir Rissa.

"Ya Allah, ganteng banget calon masa depannya Qilla."

"Halu lo!." Hardik Dira.

Dira menatap kursinya dengan tatapan dingin. Namun,orang yang ditatap seperti tidak memperdulikan sang pemilik kursi.

"Berdiri! Ini tempat gue. Cari tempat lain sana!." Tutur Dira dengan nada dingin. Mungkin anak baru itu akan berfikir, kemana Sikap Dira yang ramah seperti pagi tadi?.

"Gue peduli?, lo aja yang cari tempat lain."

Brakkk

Dira memukul meja didepan cowok tersebut dengan bukunya. Dia pikir Dira takut dengannya? Bahkan Revan saja takut sama Dira.

"Lo anak baru, jadi nggak usah sok jadi penguasa! Minggir atau lo tau akibatnya."

"Siapa juga yang mau jadi penguasa? Dan gue nggak takut sama ancaman lo."

"Ohh, nggak takut?."

"Hahaha, sorry gue tadi bercanda doang kok. Tempat gue disana bukan disini, gue cuman iseng doang." kekehnya.

"Hampir gue bunuh lo disini."

"Sadis bener bu, oiya pasti lo belum kenal gue kan? Kenalin, gue Langit putra. Panggil gue langit aja, sayang juga boleh kok."

"Nggak nanya! Dan gak peduli." Setelah mengucapkan itu Dira langsung duduk dibangkunya dengan wajah yang masih ditekuk. Semua percakapan antara Langit dan Dira tak lepas dari pandangan Vino.

-Flassback off-

Sudah sekitar 20 menit Dira berlatih. Sekarang adalah latihan persenjataan terakhir untuk hari ini. Dan itu adalah senjata kebanggannya, PANAH.
Mengapa harus panah? Karena panah pemberian Arkan pada saat ulangtahun yang ke 17 nya. Panah itu bertuliskan 'Zafa'.

ZAFANO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang