PLAGIAT JAUH-JAUH!
KALAU MAU JADI PENULIS HEBAT MAKA, BERKARYALAH DENGAN HASIL PEMIKIRAN KALIAN SENDIRI.
JANGAN BERKARYA DENGAN HASIL PEMIKIRAN ORANG LAIN.INGAT! TUHAN MAHA MELIHAT LAGI MAHA MENGETAHUI.
☆
Typo Bertebaran!
●
○
Happy Reading RIDERKECE♡Seorang pria tampan masih tidak mau membuka matanya, masih bergelut dibawah selimutnya. Padahal matahari sudah menampakkan dirinya. Kamarnya nampak kacau akibat ulahnya semalam. Bahkan dia baru terpejam jam 5 pagi tadi.
"Vin, bangun!, nanti telat loh. Udah mau jam 8 nih". Teriak Raina dari luar kamar.
Vino membuka mata menyesuaikan cahaya yang masuk pada matanya. Kepalanya terasa mau pecah saat duduk, jadilah dia kembali berbaring.
Sungguh! Vino malas keluar dan harus dihadapkan dengan neneknya itu. Dia sayang Oma nya namun dia tak bisa berbohong jika dia nyaman jika bersama Dira. Walaupun Dira kadang-kadang ketus.
"Vin". Teriak Raina sekali lagi karena tak ada sahutan dari dalam.
"Iya, Ma". Balas Vino dari dalam dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Udah mau jam 8, Vin. Kamu nggak mau sekolah?". Tanya Raina setengah berteriak.
"Vino malas ketemu Kania". Tutur Vino spontan.
Raina terkekeh, ternyata anaknya masih ngambek dari semalam.
"Oh, kamu juga nggak mau ketemu Dira?". Ledek Raina.
Vino duduk diatas kasur menatap pintu. Bagaimana dia bisa lupa dengan gadis itu.
Vino melupakan sakit kepalanya berlari menuju kamar mandi. Tidak butuh waktu lama Vino sudah berseragam namun tidak rapi seperti biasanya. Berlari keluar kamar tanpa memperdulikan Raina yang ada didepan pintu kamarnya.
Raina hanya menggeleng melihat Vino, padahal dia bilang tidak mau bertemu Kania disekolah. Tapi ketika mendengar nama Dira, dia malah sangat bersemangat.
Vino menuruni tangga tergesa-gesa melangkah menuju pintu utama, mengabaikan orang-orang yang ada dimeja makan yang menatapnya bingung.
"Vino! Sarapan dulu". Teriak Raina dari arah tangga.
"Vino nggak lapar ma". Balas Vino lalu mengambil motornya meninggalkan pekarangan rumah.
Devan dan Raina saling tatap, seolah paham dengan tingkah anaknya. Devan tersenyum geli.
Ternyata anaknya sedang jatuh cinta.
Dilain tempat seorang gadis bangun dari tidurnya. Semalam setelah kepergian Mama nya, Revan dan para sahabatnya datang meminta maaf kepada Dira. Bahkan mereka merasa bersalah telah menuduh Dira.
Dia tidak memberitahu perihal kejadian Kania yang menamparnya hingga dia pingsan karena maagnya kambuh.
Jika Dira memberitahu, Mereka semua yang akan menyiksa Kania. Dira tahu betul sifat para sahabatnya ini. Biarkan Dira yang menyelesaikan masalah Kania.
"Pagi semua". Sapa Dira pada kedua orangtuanya dan kakaknya yang berada diruang makan.
"Lo bareng gue, gue nggak izinin lo naik mobil sendiri". Tutur Revan malahap Rotinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFANO [ END ]
Teen Fiction𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐲𝐚𝐡 𝐑𝐈𝐃𝐄𝐑𝐊𝐄𝐂𝐄 𝙿𝙻𝙰𝙶𝙸𝙰𝚃 𝙹𝙰𝚄𝙷-𝙹𝙰𝚄𝙷! 𝙺𝙰𝙻𝙰𝚄 𝙼𝙰𝚄 𝙹𝙰𝙳𝙸 𝙿𝙴𝙽𝚄𝙻𝙸𝚂 𝙷𝙴𝙱𝙰𝚃 𝙼𝙰𝙺𝙰, 𝙱𝙴𝚁𝙺𝙰𝚁𝚈𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙳𝙴𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙷𝙰𝚂𝙸𝙻 𝙿𝙴𝙼𝙸𝙺𝙸𝚁𝙰𝙽 𝙺𝙰𝙻𝙸𝙰𝙽 𝚂𝙴...