Capek,Dir :v

554 29 8
                                    

PLAGIAT JAUH-JAUH!
KALAU MAU JADI PENULIS HEBAT MAKA, BERKARYALAH DENGAN HASIL PEMIKIRAN KALIAN SENDIRI.
JANGAN BERKARYA DENGAN HASIL PEMIKIRAN ORANG LAIN.

INGAT! TUHAN MAHA MELIHAT LAGI MAHA MENGETAHUI.

Typo Bertebaran!


Happy Reading RIDERKECE♡


Sepulang sekolah, Inti Relivator singgah dimarkaz mereka tanpa terkecuali.

Sesampainya mereka dimarkaz, mereka disambut anggota mereka dengan ramah. Mereka langsung keruangan tempat mereka diskusi.

"Gimana?, lo masih sanggup jalanin misi kita?". Tanya Darren saat mereka semua sudah duduk.

"Sorry, gue nggak bisa bunuh Vino dalam waktu dekat ini". Balas Dira.

"Udah gue duga!, lo itu udah kebawa perasaan! Coba aja lo lebih mentingin rasa dendam lo ,pasti lo nggak akan kebawa perasaan gini". Sentak Darren.

"Jangan bentak adek gue!". Teriak Revan pada Darren.

"Kepala dingin bisa kan?". Sindir Rissa.

"Gue nggak bisa kalau gue belum dapat bukti yang cukup". Balas Dira tenang. Dia harus tetap tenang menghadapi Darren yang egois.

"Bukti apa lagi sih?, apa kalung leader Malvori nggak cukup sebagai bukti yang kuat?". Tanya Rangga.

"Iya! Karena kalung itu bisa aja duplikat yang dibuat pembunuh asli Arkan, lalu menjadikan Vino sebagai kambing hitam". Tegas Dira.

"Lo berfikir terlalu jauh! Mata lo udah tertutup sama cinta! Jadi lo bantah kenyataan kalau Vino pembunuh Arkan". Timpal Gio.

"Karena emang kenyataannya Vino bukan pembunuh Arkan!". Bantah Dira dengan nada tinggi.

"Lo nggak bisa gini, Dir. Nggak usah belain dia atas dasar lo cinta sama dia". Sentak Keisya.

"Dengerin gue!. Udah berapa bulan kita cari tau semua ini,udah berapa bulan juga kita Mata-matain Vino dan Malvori. Bahkan Vino sendiri nggak tau kalau Arkan mati!".

"Jadi, lo langsung percaya kalau Vino bilang dia bukan pembunuh Arkan? cuman gara-gara dia baru tau kalau Arkan mati?". Sentak Leon.

"Iya gue percaya!. Dan gue tau, lo semua yang udah mukulin dia sampai babak belur malam itu kan? Atas dasar apa lo semua nyerang tanpa perintah gue?". Bentak Dira.

Semua terdiam, kalau sudah begini pasti mereka yang salah.

"Kita nggak bakalan langgar aturan kalau lo juga nggak ingkar janji!". Jawab Darren.

"Cukup!, suasana panas. Gue harap lo semua bisa pakai kepala dingin. Musuh senang lihat kalian kayak gini". Lerai Rissa.

"Bener kata Rissa, kalian ngertiin posisi Dira dong!. Dia bilang bukan nggak mau nyelesain misi ini, tapi dia bilang belum bisa! Makanya sekolah tuh jangan cuman otak aja telinga juga!". Gerutu Syaqilla.

"Gue duluan, kalau kalian nggak bisa tungguin gue nyelesain misi ini. Kalian ambil tindakan aja sesuka kalian. Toh kalian juga nggak bakalan dengerin gue. Tapi gue nggak tanggung jawab atas resiko yang terjadi nantinya". Ujar Dira lalu meninggalkan Markaz.

Setelah kepergian Dira semua bungkam. Tak ada yang berani membuka percakapan duluan.

"Kalian terlalu keras sama Dira!. Baru aja kita baikan, sekarang malah gini lagi. Dan lo semua, kenapa lo ngambil tindakan tanpa sepengetahuan Dira!". Cerca Rissa.

"Karena kita nggak pernah lihat Dira bertindak dan dia nggak pernah kasih perintah!, bahkan bukannya dia nyakitin Vino malah dia makin deket dan romantis sama Vino". Jawab Darren.

ZAFANO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang