The Killer is Him

616 28 13
                                    

PLAGIAT JAUH-JAUH!
KALAU MAU JADI PENULIS HEBAT MAKA, BERKARYALAH DENGAN HASIL PEMIKIRAN KALIAN SENDIRI.
JANGAN BERKARYA DENGAN HASIL PEMIKIRAN ORANG LAIN.

INGAT! TUHAN MAHA MELIHAT LAGI MAHA MENGETAHUI.

Typo Bertebaran!


Happy Reading RIDERKECE♡

"Dira?". Gumamnya.

"Bunda Della?". Gumam Dira.

Benar, yang Dira temukan adalah Mama Arkan. Malam ini Takdir sedang berpihak kepadanya. Orang yang dia cari kini sudah dekat.

Dira melangkah mendekati Della. Dira langsung memeluk Della erat,meluapkan rasa rindunya.

"Kamu kenapa bisa ada disini,sayang?". Tanya Della.

"Aku nyariin bunda sama Arkan. Bunda marah yah sama Dira? Sampai-sampai nggak izinin Dira ketemu Arkan".

"Mana bisa bunda marah sama anak gadis bunda satu-satunya ini. Bunda hanya nggak mau kamu makin menyalahkan diri kamu atas kepergian Arkan, sayang".

"Bunda,jawab jujur sama Aku. Arkan masih hidup kan?".

"Apa orangtua mu tidak memberitahu mu,sayang?". Tanya Della.

"Tapi aku nggak percaya,selama aku belum dengar dari bunda sendiri".

"Arkan sudah tenang sayang,ikhlasin dia yah". Lirih Della.

Deg.

Runtuh sudah pertahanan Dira,selama ini dia tidak percaya akan omongan orangtuanya dan sahabatnya karena mereka tak tahu keberadaan Arkan.

Tapi,malam ini? Dira dipatahkan oleh fakta yang keluar langsung dari mulut Della .

"Bunda pasti bohong kan?".

"Nggak,mana bisa bunda bohong sama kamu". Bantah Della.

"Kalau gituh antarin aku lihat makam Arkan,Bund". Isak Dira.

"Besok yah,ini udah malam. Sayang".

"Kamu yakin sanggup?". Tambah Della,Dira mengangguk.

"Dimana tempatmu menginap?". Tanya Della.

"Di hotel itu?" Sahut Dira menunjuk gedung tinggi menjulang.

"Kamu pulang sama bunda aja,mau?". Ajak Della.

"Nggak usah,Bund. Dira mau beres-beres karena besok udah mau balik indo. Nggak papa kan bund?".

"Nggak apa-apa dong. Oiya besok bunda jemput kamu didepan hotel yah jam 10.00. Hati-hati anak cantiknya bunda". Dira mengangguk.

Seorang pemuda menyaksikan interaksi keduanya dengan tangan terkepal,mata memerah menahan kesedihan. Tak rela rasanya melihat gadis yang ia sayangi menangis seperti tadi.

"Gue bakalan selesain semuanya secepatnya". Gumamnya.

Vino mengendarai Motornya dengan tatapan kosong, Mengingat dirinya yang menyakiti hati gadis yang dicintainya sungguh membuat dirinya merasa menjadi orang yang paling bodoh.

Semua celaan teman-temannya seolah berputar diotaknya.

"Membuang berlian demi memilih batu kerikil".

ZAFANO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang