Pikiran Raka kacau, pasalnya hingga sore ini Clarissa belum menghubunginya sama sekali. Entah dimana keberadaan kekasihnya, Raka masih mencoba menghubungi tapi masih tetap saja tidak ada jawaban dari pujaan hatinya. Raka tidak mau digantung seperti ini, walaupun memang diantara mereka berdua tidak ada janji bertemu atau semacamnya. Paling tidak Raka harus tahu sedang apa dan dimana Clarissa saat ini.
Raka yang sudah kehilangan kesabaran segera melajukan mobil Jeep hitam miliknya ke apartemen Clarissa. Setelah memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus tamu Raka segera menuju lobi. Mencari informasi dilantai dan nomor berapa keberadaan kediaman kekasihnya.
"Bapak bisa naik menggunakan lift disana. Lift tersebut dikhususkan untuk tamu." Jelas resepsionis laki-laki yang umurnya sekitar 30an tahun tersebut kepada Raka.
"Tapi tadi Clarissa ada kan mas...!!?" Tanya Raka memastikan.
"Mohon maaf pak saya kurang tahu. Tetapi setahu saya Bu Clarissa pagi tadi keluar. Perihal sudah kembali atau belum saya kurang tahu." Jawab sopan si resepsionis kepada Raka.
Tower apartemen ini dan tower apartemen di sebelah apartemen ini adalah milik Clarissa. Situasi di lobi saat ini juga terlihat lumayan ramai orang berlalu lalang. Tak heran Clarissa bisa membeli jet pribadi, usahanya saja ternyata sudah sebesar ini dan tentunya bisa bersaing dengan pengusaha dan perusahaan lain.
Tapi bahkan siapa sangka Clarissa memiliki jet pribadi kalau dirinya saja bepergian lebih memilih menggunakan penerbangan komersial. Baginya jet pribadi hanya diperlukan dalam keadaan mendesak saja, tidak untuk ajang pamer.
"Oke, makasih ya mas...!!?" Raka segera meninggalkan meja resepsionis dan masuk kedalam lift yang sudah diarahkan oleh resepsionis tadi.
Setelah pintu lift tertutup Raka segera memencel tombol dengan angka 15, lantai dimana Clarissa tinggal.
Sudah berulangkali Raka memencet bel setelah tiba didepan pintu apartemen kekasihnya. Tapi sepertinya Clarissa belum kembali.
Dengan segala pertimbangan antara lain Clarissa kembali pada malam hari, atau Clarissa bahkan tidak pulang dan segala kemungkinan buruk Raka memutuskan menunggu Clarissa dan kembali menghubungi kekasihnya untuk memberitahukan keberadaannya saat ini. Raka harus menunjukan kesungguhannya, pantang pulang sebelum tahu keadaan pujaan hati.
"Raka...!!!"
Panggilan dengan suara yang sudah dihafal Raka diluar kepala membuat laki-laki yang sedang duduk lesehan didepan pintu tersebut segera berdiri.
"Udah dari tadi....!!!??" Tanya Clarissa dengan lembut.
"Sekitar setengah jam." Jawab Raka lesu setelah melihat arloji ditangan kirinya.
Tangan Clarissa yang penuh dengan barang bawaan segera ia letakkan dilantai dan memencet kombinasi password untuk membuka pintu apartemennya.
"Maaf yaa buat kamu nunggu."
"Masuk dulu."
Mereka akhirnya memasuki ruangan apartemen Clarissa. Barang Clarissa gantian Raka yang membawa. Ada beberapa sayuran, buah, daging, telur, camilan, dan perlengkapan mandi. Sudah bisa dipastikan kalau Clarissa pergi berbelanja.
Tipe apartemen Clarissa adalah apartemen yang lumayan luas, dengan dua kamar tidur. Ruang tamu, ruang santai, dapur dan ruang makan. Jika dihuni oleh orang yang berkeluarga dengan satu anak juga sudah cukup.
"Taruh situ dulu aja." Ucap Clarissa mengarahkan Raka untuk meletakkan belanjaannya di atas meja makan.
"Seharian aku telfon kamu, aku chat kamu, aku hubungi kamu. Tapi kamu sama sekali enggak bisa aku hubungi, enggak angkat telfon aku. Kamu sengaja...??" Cecar Raka pada Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...