PART 13

16.3K 814 10
                                    

Direktur utama CL Corp hari ini hanya duduk termenung di meja kerjanya. Wanita cantik itu bingung, pasalnya undangan yang ia terima dari teman lamanya akan berlangsung 3 hari lagi. Bimbang harus datang atau tidak membuat fikiran Clarissa tidak terfokus pada pekerjaannya.

4 map berbeda warna yang berada di atas meja kerjanya juga belum ia buka. Padahal berkas tersebut sudah ada dihadapannya sebelum ia mendudukkan diri di kursi kebesarannya. Ia bingung, satu-satunya jalan adalah harus meminta pendapat orang lain yang memungkinkan tahu dengan kegundahan yang ia rasakan.

"Nessa masuk ruangan saya sekarang..." Perintah Clarissa pada sekretarisnya melalui interkom yang berada di mejanya dan tersambung di meja Nessa. Tak menunggu lama Nessa segera menemui Clarissa.

"Ada yang bisa saya bantu miss ??" Tanya Nessa sopan. Memang seperti itu percakapan antara keduanya jika sedang dalam keadaan bekerja.

"Duduk...!!!" Titah sang ibu boss tak terbantahkan. Wanita dengan setelan kerja berwarna maroon dan jilbab pasmina warna mocca yang melilit kepalanya itupun juga menurut apa yang diperintahkan oleh Clarissa.

"Undangan apa miss ???" Tanyanya kebingungan. Setelah duduk, undangan Clarissa yang tempo hari ia dapat dari Flora ia perlihatkan pada Nessa. Dia ingin meminta pendapat dari Nessa selaku sahabatnya.

"Baca deh..."

Tanpa diminta untuk kedua kalinya Nessa segera menyambar undangan dengan desain kelewat mewah tersebut. Dibuka dan dibacanya perlahan untuk tahu acara apa yang akan dihadiri Clarissa sabtu malam.

"Anniversary pernikahan kami ke-36, Satyo Handoko dengan Arum Yunita. Dan juga memperingati 4 bulanan kehamilan anak kami Nadira Flora Saputri dan Yoscha Adi Pradana"

Nessa membaca keras pada bagian dari inti undangan tersebut.

"Satyo Handoko direktur Gemilang Jaya itu bukan sih Cla???" Nessa sudah mengganti kalimat formalnya tadi menjadi lebih santai.

Anggukan kepala dari Clarissa membenarkan jawaban atas pertanyaan yang baru saja Nessa ucapkan.

"Terus ???" Nessa juga ikut bingung. Karena Clarissa tidak menjelaskan apapun. Diletakkan kembali ke meja undangan yang sebelumnya ia pegang dan ia baca dihadapan bossnya.

"Nadira Flora Saputri itu adalah orang yang Raka cintai. Dia temen kecil gue. Hari minggu kemarin kita ketemu di cafe waktu nungguin nyokap sama loe pengajian." Jelas Clarissa karena Nessa tidak akan mungkin memberikan masukan apapun kalau Nessa saja tidak paham dari inti permasalahannya.

"Raka cinta sama dia kan dulu. Sekarang dia cuma cinta sama lo." Nessa selalu menampilkan senyum keibuannya. Itu pertanda bahwa dia sedang ingin menyalurkan ketenangan pada lawan bicaranya.

"Gue juga ketemu Raka waktu itu."

Clarissa diam, menunggu tanggapan apa yang akan Nessa berikan. Nyatanya istri pak pengacara itu hanya diam dan menatap Clarissa dengan senyum yang masih terbingkai di paras ayunya. Pertanda bahwa dia ingin mendengar lebih jauh lagi cerita tentang pertemuan sahabatnya dengan Raka waktu itu.

"Kita enggak ngobrol banyak Nes. Dia juga kesana karena memang ada acara kumpul sama temen SMA nya. Makanya Flora juga ada disana."

"Tapi Raka nyamperin lo kan...?"

"Iya memang, tapi siang itu gue juga sibuk. Lo kan tahu kalau hari minggu kemarin gue ada video call sama Pak Guntur."

"Masak iya setelah lo selesai panggilan sama Pak Guntur lo enggak ngobrol."

"Gue sama Vanya langsung balik soalnya ."

"Lo ngehindarin Raka...???" Tebak Nessa tepat sasaran.

"Bukan gitu maksud gue. Gue cuma enggak bisa nyaman aja kalau ada Raka." Clarissa membela diri.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang