PART 36

9.9K 490 3
                                    

Tubuh Clarissa dipenuhi keringat. Kaos polo berwarna pink muda yang dia kenakan juga terlihat basah karena keringat. Nafasnya ngos-ngosan, tidak biasanya dia seperti ini. Vanya segera menyusul Clarissa yang sedang duduk dipinggir lapangan. Mereka baru saja menyelesaikan 3 set pertandingan tenis. Harusnya Vanya yang sekarang ngos-ngosan atau mengeluh karena permainan Clarissa pagi ini benar-benar bar-bar. Tanpa ampun Clarissa mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyerang pertahanan Vanya.

"Lo kenapa sih...???"

"Nafsu banget mainnya." Ucap Vanya sembari memberikan air mineral pada botol Tupperware berwarna hijau berdaya tampung 1 Liter kepada Clarissa.

Clarissa yang juga kehausan segera menerima pemberian Vanya, membuka tutup botolnya dan meminum dengan santai. Vanya juga sedang meneguk air minumnya sendiri, botol minum yang bermerk sama. Bedanya milik Vanya berwarna ungu, dan air mineral miliknya ditambah dengan irisan buah lemon dan mentimun.

Clarissa mengeluarkan handuk dari tas kecil miliknya. Mengusap keringat didahi, leher, dan bagian lengan. Topi yang sebelumnya dia kenakan sudah dia lepas sesaat setelah dirinya memutuskan untuk beristirahat.

"Lo hantam gue habis-habisan pagi ini Cla. Gue juga tahu gue jarang unggul kalo lawan lo. Tapi lo biasanya main santai, enggak kaya gini." Keluh Vanya.

"Sorry deh kalo gue terlalu bersemangat." Kata Clarissa merasa bersalah. Clarissa mengakui kalau permainannya kali ini terbilang bar-bar.

"Kenapa sih...???"

"Kenapa apanya...???"

"Serius Cla, gue paham lo banget. Lo pasti sedang melampiaskan emosi kan tadi...???"

Tebakan Vanya tidak melesat sedikitpun.

"Gue bingung mau cerita bagian mana dulu..." Kata Clarissa.

"Lo putus sama Raka...???"

"Enggak."

"Terus....???"

"Raka selingkuh...???" Tanya Vanya semakin penasaran.

"Bukan. Ngaco kalo ngomong."

"Ya habis, lo cerita tinggal cerita pakai acara sok misterius."

"Seberapa berat sih beban lo sekarang. Sini cerita sama gue. Kita tanggung bareng-bareng. Lo tuh kaya enggak ada tempat buat berbagi aja." Ucapan Vanya nyerocos tak karuan.

"Agam hubungin gue." Ucap Clarissa cepat. Tapi masih dengan sangat jelas diterima Netra Vanya.

"AGAAMMM....!!!" seru Vanya sangat kencang. Bahkan beberapa orang yang juga sedang di lapangan samping lapangan yang mereka gunakan sampai melihat kearah mereka berdua.

"Enggak pakai teriak berapa...???"

"Agam mantan pacar lo itu...???" Tanya Vanya memastikan sekali lagi bahwa telinganya masih sangat normal mendengar perkataan Clarissa tadi.

"Agam siapa lagi kalau bukan dia..."

"Lo enggak apa-apa kan bu...???" Tanya Vanya khawatir, melihat kondisi Clarissa sampai mencari pelampiasan emosi seperti sekarang Clarissa jelas tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Clarissa tidak menjawab, Vanya segera merapatkan duduknya mendekati Clarissa. Menggenggam lembut tangan sahabatnya. Menyalurkan kekuatan, memberikan ketenangan, dan menguatkan Clarissa.

"Gimana bisa dia hubungin lo lagi...???" Vanya ingin tahu awal mula laki-laki itu kembali menghubungi sahabatnya.

"Gue juga enggak tahu, malem waktu Nessa chat di group habis periksa kandungan waktu itu tiba-tiba ada telfon ke nomor gue. Nomor pribadi gue bukan nomor bisnis. Dan ternyata Agam yang telfon." Ucap Clarissa menjelaskan langsung pada intinya.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang