Clarissa sudah bisa menebak kalau mamanya pasti melarang Clarissa untuk kembali bekerja, walaupun hanya bekerja dari rumah. Padahal kondisi tubuhnya sudah baik-baik saja. Selang infus masih tertancap di tangan Clarissa, kata dokter Lukas sore ini sudah bisa dilepas. 3 hari hanya berbaring di tempat tidur membuat tubuh Clarissa butuh peregangan. Tapi dengan penolakan keras, Eva melarang anaknya untuk beraktivitas dulu sampai benar-benar pulih.
"Udah ma..." Clarissa menarik kepalanya saat Eva kembali mendekatkan sendok berisi nasi yang dimasak benar-benar lembek. Sejak sakit Clarissa mengkonsumsi bubur buatan mamanya. Ditambah dengan telur yang dimasak baceman. Tentu saja semua makanan yang Clarissa konsumsi tidak mengandung santan dan tidak pedas.
"Sekali lagi..." Eva memaksa. Dan terus mendekatkan sendok kearah Clarissa. Membuat Clarissa mau tak mau kembali membuka mulutnya dan menerima suapan dari mamanya.
Eva dengan santai kembali menyendokkan bubur bersamaan dengan telur. Dan kembali memaksa Clarissa untuk menerima suapannya.
"Udah ma, dipaksa terus dari tadi..." Kata Clarissa, tangannya menjauhkan sendok yang Eva sodorkan kepadanya.
"Sekali lagi. Ini terakhir..." Eva masih belum menyerah memaksa anak kesayangannya untuk menghabiskan makan siangnya hari ini.
"Enggak. Dari tadi bilangnya sekali lagi terus. Tapi akunya masih disuruh makan." Rajuk Clarissa pada mamanya.
"Dasar kamu..." Eva mengalah dan memasukkan bubur yang sudah berada disendok kedalam mulutnya sendiri.
Setelah meletakkan mangkok keatas nampan Eva memberikan gelas berisi air putih kepada Clarissa. Dan memberikan obat yang harus Clarissa konsumsi.
Handphone Clarissa berdering. Ternyata panggilan video call group dari Nessa dan Vanya.
"Muka lo pucet bener...!!!" Seru Vanya setelah Clarissa menjawab panggilan tersebut.
"Cla...!!!" Sapa Nessa.
"Kenapa...???" Kata Clarissa, dirinya membetulkan posisi duduknya menjadi lebih tegak.
"Mama taruh ini dulu ke bawah." Kata Eva yang diangguki Clarissa. Kemudian meninggalkan Clarissa sembari membawa nampan berisi mangkok kosong, gelas berisi air yang masih tersisa setengah, dan piring bekas potongan buah.
"Udah baikan...???" Tanya Nessa. Terlihat Nessa sedang berada di dalam mobil.
"Udah."
"Raka enggak disitu...???" Tanya Vanya
"Enggak."
"Nanti Awan mau kesitu jengukin lo." Kata Vanya.
"Ini juga gue otw rumah lo Cla..." Kata Nessa menimpali.
"Iyaa gue tunggu."
"Jawabnya yang semangat dong. Singkat-singkat kaya lagi marahan aja." Protes Vanya.
"Masih lemes ya Cla...??" Tanya Nessa.
"Enggak kok."
"Ehh gue matiin yaa. Mau lanjut, ini gue masih dilokasi soalnya." Pamit Vanya yang kemudian mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Clarissa maupun Nessa.
"Lo sama siapa kesini...???" Tanya Clarissa.
"Naik ojek online. Nanti pulangnya Dhani yang jemput. Ini gue udah deket kok."
"Ya udah gue tunggu."
"Ya udah gue matiin aja yaa...!!!"
"Hu'um."
Setelah selesai mengobrol Clarissa meletakkan kembali handphone-nya dedekat tubuhnya. Menyalakan televisi dan menonton acara berita yang disiarkan setiap siang hari. Tak lama setelah Clarissa fokus menonton siaran berita ada notifikasi yang terdengar dari handphone-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...