EXTRA PART A

20.4K 732 18
                                    

DUA BULAN KEMUDIAN

Clarissa duduk tenang dengan novel ditangannya. Menghadap kearah jendela apartemen sembari menikmati senja disore hari dari lantai 10 unit Apartemennya. Tidak biasanya Clarissa membaca novel, semenjak dia datang ke toko buku sebulan yang lalu istri Raka itu kini lebih memilih membaca novel disela waktu senggangnya.

Semenjak menikah Clarissa harus berada di apartemen terlebih dahulu sebelum Raka pulang. Jadi kadang jam 4 sore saja Clarissa sudah pulang. Dan biasanya satu jam kemudian Raka yang akan menyusulnya pulang. Tapi kalau Clarissa harus lembur Raka yang akan datang langsung ke kantor istrinya. Menunggu istrinya hingga semua pekerjaannya selesai.

Sebenarnya uang yang Raka berikan juga sudah lebih dari cukup untuk mereka berdua. Tapi mau bagaimana lagi, Raka saja juga mengijinkan Clarissa bekerja. Dan kedua orang tua mereka juga tidak keberatan.

Sudah 2 bulan menjadi istri Raka, tapi selama itu mereka memutuskan menunda terlebih dahulu acara honeymoon. Karena Clarissa sendiri saja tidak begitu ingin pergi bulan madu. Baginya liburan tidak harus dengan embel-embel bulan madu. Jika ingin berlibur ya liburan saja.

"Ngopi yang...???" Entah Raka yang datang secara diam-diam atau Clarissa yang terlalu hanyut dengan deretan tulisan dari kertas berwarna agak kekuningan itu. Membuat Clarissa segera meletakkan gelas berisi teh chamomile di tangannya dan buku novel bersampul hitan dengan cetak doff ke coffe table berbentuk bulat yang ada disamping sofa santainya.

"Enggak denger kamu masuk..." Kata Clarissa setelah mendekati suaminya. Dan segera membereskan jas yang Raka letakkan begitu saja diatas ranjang.

"Sibuk ngopi sama baca novel sih..." Katanya.

"Enggak ngopi yaa...!!!"

"Itu teh..." Kata Clarissa membela diri.

"Yang bener..."

"Cek aja sendiri kalau enggak percaya." Kata Clarissa kemudian berlalu menuju kamar mandi.

"Aku mandi air dingin aja. Enggak usah siapin air..." Teriak Raka yang masih sibuk membuka semua kancing kemejanya. Hal itu membuat Clarissa kembali keluar.

"Tumben mau mandi air dingin..." Kata Clarissa sembari membuka lemari pakaian untuk menyiapkan baju ganti suaminya.

"Biar seger..." Kata Raka sembari menerima kaos dan celana yang Clarissa berikan padanya.

"Handuk udah di dalem ya...!!!"

"Enggak ada acara teriak-teriak minta handuk...!!!"

"Enggak ada acara aku ambilin handuk dan ujung-ujungnya kamu malah bawa aku masuk...!!!"

"Udah hafal sama akal bulus kamu..." Kata Clarissa. Istri Raka itu kembali duduk ke tempatnya semula untuk melanjutkan membaca novel sembari menunggu suaminya selesai mandi.

Omelan istrinya justru membuat Raka tersenyum lebar.

"Itu ibadah lho yang, enggak denger apa kata mama. Enggak boleh nolak suami, nanti dilaknat Allah." Ujar Raka disertai dengan senyum gemas.

"Ya enggak bisa gitu dong, jangan membenarkan perilaku atas anjuran agama."

"Aku kaya berasa jadi istri yang terdzolimi...." Kata Clarissa yang sudah kembali memegang novel dan kembali bersiap melanjutkan ceritanya.

"Terdzolimi apaan, kamu juga mau-mau aja..." Kata Raka sembari berlari kekamar mandi karena Clarissa segera menatap tajam suaminya. Dia tidak ingin novel ditangan istrinya terlempar dengan kekuatan penuh dan membentur tubuhnya.

"Dasar cucunya mbah Cipto, lama-lama mirip kakung kalo ngeles. Ada-ada aja jawabannya." Kata Clarissa bermonolog karena suaminya sudah berada didalam kamar mandi.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang