PART 35

10.8K 540 8
                                    

"Om coba cek keuangan kantor cabang Bali...!!!" Perintah Clarissa kepada Omnya, Heru.

Dengan sigap kembali Heru meneliti lagi lembaran-lembaran laporan keuangan di kantor cabang yang Clarissa sebutkan. Yusuf yang juga berada di dalma ruangan Clarissa ikut menyimak apa yang baru saja bosnya katakan.

"Gila...!!!" Komentar Heru saat tahu ada yang ganjil.

"Pengadaan mesin foto copy 75 juta...???" Lanjutnya.

"Suf, cari oknumnya segera. Sebelum pulang laporkan ke saya." Titah Heru pada asisten keponakannya itu.

"Baik pak."

"Ini apa lagi, spidol 2,5 juta, kertas 20 juta...." Komentar Clarissa. Baru kali ini mereka kecolongan. Dan nominalnya benar-benar tidak masuk akal. Padahal setiap perbelanjaan peralatan kantor dana yang tertera hanya untuk selama 3 bulan saja.

"Laporan penyewaan resort Bali selama 6 bulan terakhir saya minta laporannya ya Suf. Sekalian laporan penjualan dan penyewaan Villa." Kata Clarissa.

"Baik Miss..."

"Om saja kalau begitu Cla yang langsung kesana."

"Yakin...???"

"Iyaa, kayanya enggak bisa kalo cuma mengandalkan kepercayaan ke orang-orang yang disana."

"Baik pak saya akan segera mengurus keberangkatan anda sekarang." Yusuf dengan cekatan segera mengurus sesuatu yang Heru butuhkan.

"Kalau begitu om tinggal Cla. Om urus pekerjaan disini dulu." Heru pamit kembali ke kantornya. Dia haru pasrah kepada sekretarisnya terlebih dahulu sebelum benar-benar meninggalkan Jakarta untuk terbang ke Bali.

"Iyaa om." Ucap Clarissa. Sepeninggalan Omnya Clarissa melepas kaca matanya dan memijit dahinya yang terasa pening. Benar-benar situasi mendadak seperti ini membuat fikiran Clarissa lelah. Belum lagi soal Agam yang tiba-tiba menghubungi dirinya semalam.

Tinggallah Clarissa dan Yusuf saja yang masih bertahan didalam ruangan Clarissa. Masih kembali melanjutkan mengecek laporan keuangan yang Clarissa temui ada banyak keganjilan akhir-akhir ini. Kepalang tanggung, semua harus segera diusut tuntas. Setidaknya sekarang Clarissa bisa bernafas sedikit lega karena Heru Omnya yang tak lain menjadi wakil direktur dan manager keuangan yang akan turun tangan sendiri mencari oknum nakal yang sudah berani menyelewengkan uang perusahaan.

"Suf, saya ada tugas buat kamu."

"Iya miss, apa...???"

"Cari tahu tentang orang ini, semuanya. Alamatnya, pekerjaannya, nomor handphonenya dan pokoknya yang berhubungan soal dia laporkan kesaya." Clarissa mendekatkan Handphone yang terpampang jelas wajah seorang laki-laki kehadapan Yusuf. Siapa lagi kalau bukan Agam.

Dengan segera Yusuf mengirim foto laki-laki itu ke nomor WhatsApp-nya.

"Enggak perlu buru-buru. Kamu kerjain tugas dari om Heru dulu saja. Karena itu lebih penting."

"Baik Miss, akan saya laksanakan."

"Setelah kamu tahu semua soal orang itu tolong tutup semua akses supaya dia tidak bisa menghubungi saya." Titah Clarissa membuat Yusuf sedikit berfikir keras.

'jadi sebenarnya Miss Clarissa sudah kenal dengan laki-laki di foto ini. Kenapa masih harus gue cari tahu soal dia...???' batin Yusuf setelah mendengar penuturan bosnya.

"Baik Miss." Lagi pula apapun masalah bossnya dengan laki-laki di foto ini bukan urusan Yusuf. Bukan ranahnya untuk ikut campur terlalu jauh. Dan dia hanya wajib melakukan apa yang Clarissa ucapkan, selebihnya dia tidak bisa berbuat banyak.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang