PART 34

9.7K 512 10
                                    

Raka terlihat tidak nyaman dengan keadaan disekitarnya saat ini. Posisi duduknya juga terlihat sudah berganti beberapa kali. Sesekali juga Raka melihat kekanan dan kekiri tentang situasi lokasi tersebut. Clarissa yang duduk disamping Raka juga sebenarnya sadar kalau kekasihnya tersebut kurang nyaman berada di warung yang menjual mie ayam ini. Sebab lokasinya yang berada di pinggir jalan tersebut selain terlihat apa adanya juga menurut Raka kurang higienis.

"Kenapa tiba-tiba pengen makan mie ayam sih....???" Tanya Raka pada Clarissa yang sedang sibuk melihat email dari handphone nya.

"Yaa enggak tahu. Tiba-tiba pengen aja." Jawab Clarissa.

Ada 6 pasang bangku yang posisi duduknya ditata berhadapan dan setiap deret diisi 4 kursi plastik di warung tersebut. Terlihat memang pengunjung lumayan ramai sore ini. Raka dan Clarissa juga masih menggunakan stelan kantor. Karena setelah Raka menjemput kekasihnya mereka langsung menuju kemari.

"Enggak ada tempat lain apa. Gini banget tempatnya." Ucap Raka berbisik, karena dia tidak mungkin mengatakan seperti itu dengan kencang dan didengar pengunjung lain bahkan penjual juga bisa mendengar jika Raka berkata dengan kencang.

"Jajan disini tuh enak serius. Langganan aku sama Vanya sama Nessa."

"Ya tapi kaya kumuh gini." Ucap Raka lagi-lagi berbisik.

"Minumnya mbak..." Kata ibu-ibu penjual yang mengantarkan dua gelas jeruk hangat pesanan mereka.

"Makasih buk..." Ucap Clarissa disertai dengan senyum.

"Nih minum dulu." Clarissa mendekatkan 1 gelas kehadapan kekasihnya.

"Enggak tega aku minumnya." Raka lagi-lagi masih berbisik.

"Ya Allah, nih aku minum nih." Clarissa membuka tutup gelas dan menyesapnya perlahan karena kadar suhunya masih terbilang panas.

Raka akhirnya mencoba. Tapi seluruh bibir gelas dia lap dengan tissu yang tersedia terlebih dahulu.

"Masak tisu toilet buat makan..." Komentar Raka.

"Ya udah kamu ambil tisu dimobil aja." Kata Clarissa. Jengah saja dari tadi Raka benar-benar tidak bisa menempatkan diri.

Raka kemudian diam, tidak menjawab perkataan kekasihnya. Clarissa juga kembali melihat email masuk. Tidak memperdulikan Raka.

"Mie ayam jamur 2 ya mbak, yang 1 kering." Mie ayam dengan topping ayam yang terbilang sangat banyak ditambah juga topping jamur sudah berada di hadapan Clarissa. Yang kering untuk dirinya, sedangkan bagian Raka ada kuahnya.

"Makasih pak." Ucap Clarissa.

"Nihh, cobain..." Kata Clarissa sembari menggeser mangkok berisi mie ayam untuk Raka.

Raka hanya memandangi saja mie ayam dihadapannya. Sedangkan Clarissa terlihat sedang mengaduk mie agar semua tercampur menjadi 1. Sudah kebiasaan Clarissa memang makan mie ayam tanpa kuah, dan hanya dimakan seperti itu tanpa menambahkan saus, sambal maupun kecap.

"Astaghfirullah, cobain dulu." Kata Clarissa setelah melihat kalau Raka masih diam saja tidak berniat untuk segera menyantap.

"Aku enggak tega...." Kata Raka.

"Ya Allah bapak Raka...!!!" Clarissa menarik kembali mangkok bergambar ayam jago bagian Raka. Mengaduknya perlahan karena pada mangkok Raka ada kuahnya.

Dengan telaten Clarissa memotong-motong helaian mie tersebut agar menjadi lebih pendek. Kemudian menyendokkan mie dan juga ayam berwarna coklat itu dan menempatkan didepan mulut kekasihnya.

"Cobain dulu." Clarissa memaksa, karena Raka hanya memandangi sendok dan Clarissa bergantian. Tidak berminat membuka mulutnya.

"Keburu dingin." Paksa Clarissa lagi. Akhirnya Raka kalah. Mulutnya terbuka dan menerima suapan kekasihnya.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang