PART 41

11.1K 608 16
                                    

Ditandain ya kalau ada typo. Soalnya post tanpa revisi 😘😘😘

Laki-laki itu sedari tadi duduk termenung. Memandang kolam berisi puluhan ikan koi yang berada dihalaman samping rumah mewahnya. Sesekali ia juga melempari mereka dengan pakan berbentuk butiran kecil. Kolam yang salah satu bagian ujungnya didesain seperti air terjun itu berisi puluhan ikan koi milik Rudi Janardana. Kolamnya lumayan luas. Dan ada petugas khusus yang Rudi pekerjakan untuk mengurus kolam ikan beserta isinya.

Entah sugesti atau memang fakta, bagi Raka mendengar gemericik air dari air terjun buatan yang jatuh membentur batu mampu membuat fikirannya jadi lebih tenang.

"Ka...!!!" Panggil Rengganis, wanita paruh baya itu mendekati anaknya. Membawa serta nampan berisi sarapan dan susu serta potongan buah untuk Raka.

Raka yang tahu ibunya datang hanya memandang sekilas. Dan kembali fokus melihat ikan-ikan berenang dihadapannya.

"Enggak ikut papa sama opa main golf...???" Tanya Rengganis begitu dia sudah duduk di kursi santai yang kosong karena yang satu lagi dibawa Raka dan ditempatkan tepat disamping kolam. Nampannya dia letakkan pada meja bulat yang terletak disampingnya.

"Enggak ma, Raka lagi enggak pengen ngapa-ngapain." Jawab Raka.

Rengganis yang berada dibelakang anaknya memandangi punggung kekar Raka yang sedikit membungkuk karena memandangi ikan-ikan berenang. Rengganis tahu ada masalah yang sedang terjadi pada anak terakhirnya tersebut. Karena akhir-akhir ini Raka terlihat lebih pendiam, sering mengurung diri dikamar, hilang nafsu makan dan wajahnya terlihat muram.

"Sarapan dulu...!!!" Ucap Rengganis karena Raka terlihat tidak tertarik dengan apa yang dibawanya.

"Nanti aja ma."

"Kamu semalem juga enggak makan, terus tadi waktu sarapan kamu mama teriakin kencang-kencang juga enggak keluar. Ini mama udah repot-repot siapin sarapan, repot-repot bawa kesini supaya kamu makan sarapan kamu. Dan kamu nolak pemberian mama...????"

"Raka lagi kurang nafsu makan ma..." Raka masih saja sikuk memandang kearah kolam. Tidak tertarik sama sekali dengan Rengganis dan juga sarapan yang dibawa.

"Tega kamu Ka. Nyakitin hati mama banget tau enggak..." Ucap Rengganis menghiperbolakan kalimatnya.

"Kamu sama aja enggak menghargai mama. Mama bangun pagi siapin sarapan buat kalian semua. Tapi kamu dengan jahatnya bilang langsung didepan mama kalau kamu enggak nafsu makan." Eva menunduk.

Raka yang mendengar mamanya tiba-tiba menjadi drama queen seperti sekarang memutar bola matanya kesal. Mamanya terlalu berlebihan menghadapi dirinya yang memang sedang malas makan. Dan Raka jelas sangat paham watak mamanya, jika tidak dituruti Rengganis bisa bad mood sehari penuh.

Raka mengalah, ditariknya kembali kursi yang dia duduki berhadapan dengan meja bulat. Rengganis yang tahu anaknya menjadi penurut mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar sekali.

"Galau boleh, tapi harus makan juga. Kamu kira galau enggak butuh tenaga....???" Ucap Rengganis saat memandangi anaknya yang sibuk dengan menu sarapan buatannya. Tapi ucapan Rengganis mampu membuat Raka mengalihkan pandangan kearah mamanya.

"Kenapa mama ngomong gitu...???"

"Kamu akhir-akhir ini mama perhatiin kaya hilang semangat. Ada apa...???"

Raka tidak menggubris pertanyaan mamanya. Jadi Rengganis menyimpulkan kalau memang anaknya sedang ada masalah. Raka kembali fokus menyantap makanan dihadapannya. Tangan kanannya memegang sendok, sedangkan tangan kirinya memgang paha ayam goreng.

"Ada masalah dikantor...???" Tanya Rengganis.

"Enggak." Jawab Raka singkat.

"Terus, lagi ada masalah sama Clarissa...???" Rengganis menunggu beberapa saat. Tetapi Raka tidak menjawab pertanyaan terakhirnya, anak bungsunya itu malah pura-pura tidak mendengar ucapan mamanya. Rengganis kembali menyimpulkan kalau masalah Raka pasti soal Clarissa.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang