Masih adakah yang menunggu cerita ini...
Extra part ini terakhir ya sayang-sayangku.
Aku mau lanjutin si Gege dulu setelah ini. Jangan lupa mampir dan ramaikan lapaknya mbak Gege.
Untuk sekuel, tunggu aja mungkin ada. Menunggu niatku terkumpul dan muncul dulu ya. Heheheh.
Jangan lupa kasih vote sama kasih komentar juga boleh banget.
Happy reading and enjoy 💖💖💖💖💖Kaki laki-laki itu berjalan cepat, nyaris berlari. Bahkan dia tak menghiraukan laki-laki lain yang berjalan dibelakangnya. Tak menghiraukan si sekretaris juga perlu mempercepat langkah demi bisa menyamai langkahnya. Padahal Risky sudah diberatkan dengan koper dan tas laptop milik Raka. Ditambah dia perlu buru-buru berjalan menyusul bosnya
Raka tak peduli, yang jadi prioritasnya sekarang adalah segera menemui Clarissa. Dia tak ingin membiarkan istrinya berjuang sendiri di ruang persalinan. Perkiraan lahir anak keduanya seharusnya masih 2 hari lagi. Bahkan lusa lalu Raka masih dengan tenang meninggalkan Clarissa ke Surabaya menemui klien istrinya yang datang jauh-jauh dari Jepang. Dia berani pergi karena hanya 2 hari di Surabaya dan perkiraan lahir anaknya bukan hari ini.
Risky bahkan juga harus pontang-panting mengurus kepulangan bosnya. Sedangkan pekerjaan Raka di Surabaya diambil alih oleh Yusuf. Karena begitu mendapat kabar istrinya mengalami kontraksi Raka sudah tidak bisa tenang. Yang ada dalam benaknya adalah segera bertemu istrinya.
"Ma, pa...!!!!" Seru Raka saat melihat keberadaan kedua orang tuanya dan papa mertuanya ada di depan ruang bersalin. Duduk berjajar bersama Belva juga disana.
"Papiii....!!!" Seru bocah 4 tahun itu yang sebentar lagi akan memiliki adik.
Raka segera menyambut anaknya. Membawanya kedalam gendongan.
"Bel sama oma dulu yaa. Papi biar masuk kedalem jagain mami." Kata Rengganis meminta cucunya untuk turun dari gendongan Raka. Bocah itu menurut, tanpa diminta dua kali Belva meminta diturunkan dan segera berjalan menuju omanya.
"Masuk sana. Ada mama didalem." Kata Yudhi memberitahu.
"Temani istrimu. Kak Melly juga udah siap didalem." Tambah Ardi.
Segera Raka masuk kedalam ruang bersalin istrinya. Tapi sebelum dapat bertemu Clarissa laki-laki itu diarahkan oleh perawat untuk memakai pakaian khusus dan memakai penutup kepala. Karena Raka harus dalam keadaan steril demi bisa menemani istrinya.
"Ma..." Kata Raka begitu melihat ibu mertuanya dengan sabar mengelus punggung istrinya yang tidur dengan posisi menyamping.
"Cla, Raka udah dateng nih. Mama keluar ya..." Pamit Eva pada anaknya.
"Iya ma..." Kata Clarissa lirih. Dia sedang menahan mulas diperutnya yang saat ini sedang menyerangnya tanpa henti. Durasi kontraksinya sudah mulai sering dan panjang.
"Sayang..." Ucap Raka menggenggam tangan istrinya.
"Sakitt...." Keluh Clarissa yang memejamkan erat matanya demi bisa melawan rasa sakit.
"Bismillah yaa, aku tahu kamu kuat." Kata Raka yang kemudian mengusap lembut permukaan perut buncit istrinya. Tempat dimana anak keduanya berada, yang tak lama lagi lahir kedunia.
"Papiiii....!!!!" Desis Clarissa panjang saat kontraksi kembali datang menyerang. Diremas kuat telapak tangan suaminya. Raka tak kaget, dia sudah mengalami ini di kelahiran anak pertamanya. Dia juga membiarkan Clarissa menyalurkan rasa sakit yang diderita akibat kontraksi. Karena hanya itu yang bisa Raka lakukan. Tak masalah tubuhnya menjadi pelampiasan karena dia paham Clarissa pasti kesakitan luar biasa.
"Sabar, bentar lagi Cla." Kata Melly saat mendekati kedua adiknya. Dia bahkan sudah siap berjuang bersama Clarissa.
"Cek pembukaan dulu ya ibu." Ucap lembut asisten Melly. Clarissa menurut, dengan perlahan dia membalik posisi tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...