Happy reading 🥰 jangan lupa dikasih bintang. Typo jangan lupa ditandaiin yakk 😘😘😘
Clarissa benar-benar lebih mengetatkan keamanan di ruangan papanya serta ruang istirahat yang digunakan mamanya. Karena dia yakin Raka pasti akan datang lagi. Sedangkan dirinya saja belum siap untuk kembali bertemu Raka.
Dan dugaannya benar, siang ini Raka datang. Dengan dalih ingin menjenguk Yudhi pasti alasan lain Raka untuk bertemu dengan Clarissa. Sudah ada 1 pengawal di depan ruangan papanya. Serta Yoga yang berjaga didepan ruangan istirahat Eva.
"Maaf pak selain keluarga pasien dilarang masuk." Kata rekan Yoga yang berjaga diruangan Yudhi.
"Saya keluarganya. Saya calon menantunya." Kata Raka menegaskan statusnya.
"Mohon maaf pak. Karena selain bu Eva dan Miss Clarissa tidak ada yang boleh masuk pak, kecuali sudah atas ijin Miss Clarissa." Kata bodyguard yang bernama Rizal itu.
"Siapa yang mempekerjakan kamu...!!!" Kata Raka tidak terima di cegah untuk masuk seperti sekarang.
"Aku...!!!" Kata Clarissa dengan lantang. Dia memang berniat untuk melihat kondisi papanya. Akan tetapi malah bertemu dengan Raka disini.
"Clarissa..." Kata Raka, nada bicaranya mulai melunak.
"Aku mau masuk jenguk papa, tapi kata dia enggak bisa." Raka mengadukan keluhannya kepada Clarissa. Barangkali Clarissa yang langsung memberikan ijin dirinya masuk.
"Makasih Zal kamu sudah bekerja dengan baik." Clarissa mengacuhkan Raka. Dia justru menepuk pelan pundak Rizal sebelum memutuskan masuk kedalam ruangan papanya.
"Cla..." Panggil Raka. Clarissa menghentikan langkahnya, berbalik menatap Raka.
"Why...???"
"Aku pengen lihat kondisi papa." Mohon Raka dengan bersungguh-sungguh.
"Kamu bisa tahu kondisi papa lewat Awan." Kata Clarissa. Clarissa sudah tahu kalau Awan memantau keadaan papanya. Tapi Clarissa tidak bisa mencegah, karena bagaimanapun Awan jelas berkuasa disini.
"Aku pengen langsung tahu sendiri." Raka menahan Clarissa, menggenggam pergelangan tangan Clarissa. Berharap Clarissa akan luluh dan membawa serta dirinya masuk kedalam.
"Rizal sudah bilang ke kamu kan, kalau hanya keluarga pasien yang boleh masuk." Kata Clarissa, tatapan matanya dingin, begitupun ucapannya. Cenderung terdengar cuek.
Clarissa melepas cekalan tangan Raka dari pergelangan tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Raka, Clarissa masuk kedalam ruangan papanya.
"Aku tunggu kamu disini." Kata Raka sebelum pintu tertutup. Raka sangat yakin kalau Clarissa pasti mendengarkan kalimatnya.
***
Clarissa berdiri disamping tubuh papanya yang terbaring tak berdaya. Matanya terpejam, entah tertidur atau kembali tak sadarkan diri. Tapi kata dokter Haris papanya Awan, kondisi papanya sudah jauh lebih baik dari pada semalam.
Wajah pucat papanya membuat Clarissa iba. Clarissa jadi semakin menyadari kalau papanya kian menua. Beberapa helai uban sudah menghiasi kepala papanya. Bahkan juga sudah banyak terlihat kerutan disekitar pipi, mata dan dahi.
Pandangan Clarissa berpindah dari wajah papanya ke patient monitor yang setahu Clarissa memiliki fungsi mengenai keadaan pasien. Sehingga banyak selang yang terhubung dari tubuh papanya ke monitor tersebut.
Setidaknya menurut pengetahuan Clarissa yang dia baca dari layar monitor tersebut denyut jantung papanya normal, saturasi oksigen papanya juga normal, dan tekanan darah papanya tidak begitu tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...