PART 49

11.3K 590 22
                                    

Jangan lupa kasih bintang 🥰🥰
Typo masih ada dimana-mana, tolong kasih tanda yakk... 💖💖💖

"Ananda Awan Rusdianto bin Haris Harjanto saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan adik kandung saya Lavanya Agatha binti Ahmad Herman dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan emas seberat 150 gram di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Lavanya Agatha binti Ahmad Herman dengan maskawin tersebut tunai.....!!!!"

Tangan Bima menjabat erat telapak tangan Awan. Hari ini adik perempuan kesayangannya sudah resmi menjadi seorang istri. Dengah

"Bagaimana saksi, sah...???" Tanya pernghulu yang duduk disebelah kanan Bima.

"Sah....!!!!"

"Sah....!!!!"

"Sah....!!!!"

Tangis haru pecah saat itu juga. Terutama Bima, dia sendiri yang menyerahkan adiknya kepada suaminya. Membuat tangis tidak bisa terbendung lagi. Ditambah dia jadi berfikir seharusnya papanya yang melakukan ini dan melihat sendiri laki-laki yang meminang anak perempuannya.

Dua minggu yang lalu adalah waktu pertunangan Vanya dan Awan yang sudah ditentukan. Dan tepat hari ini seorang Lavanya Agatha sudah berstatus menjadi seorang istri Awan Rusdianto. Setelah prosesi akad sudah terlaksana acara selanjutnya yaitu sungkeman.

Vanya menangis tersedu-sedu dipelukan mamanya. Saat mengatakan memohon restu dan meminta didoakan untuk rumah tangganya nanti Vanya tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi untuk tidak berjatuhan. Murti juga sama, melepas anak perempuan, anak terakhirnya membuat dia juga sama-sama menangis.

"Mama, maafin Vanya kalau selama ini Vanya banyak salah sama mama. Mohon do'a restunya ma." Kata Vanya terbata-bata.

"Bismillah mama ikhlas lepas kamu ikut sama suami kamu. Jadilah istri penyabar, nurut apa kata suami. Jangan sekali pun kamu berani sama suami karena saat ini ridho Allah ridho suamimu." Jawab Murti dengan suara bergetar.

"Bang, terimakasih sudah menjaga Vanya selama ini. Sekarang aku yang akan bertanggung jawab atas Vanya. Bertanggung jawab dunia dan akhiratnya Vanya." Kata Awan saat sungkem dengan Bima.

"Wan, abang titip Vanya sama kamu. Jaga dia baik-baik. Tuntun dia, abang mohon sabar hadapi sifatnya Vanya. Kamu meminta Vanya ke abang dengan baik-baik jika suatu saat nanti kamu sudah enggak bisa sama dia jangan tinggalkan dia begitu saja. Kembalikan ke abang...." Bima seperti melepas anaknya sendiri. Tangisan yang dia tahan justru membuat matanya terlihat memerah.

"Abang doakan pernikahan kalian langgeng..." Lanjut Bima setelah beberapa saat dia terdiam karena menetralkan nafas dan sesak didada akibat menahan tangis.

"Makasih ya bang..." Dipeluknya erat tubuh tegap Bima.

MC hari ini segera menginterupsi mereka untuk berpindah sungkem kepada orang tua Awan. Wejangan yang kurang lebih sama mereka dengar dari Haris dan istrinya. MC laki-laki berjas warna maroon itu juga terlihat meminta 1 mikrofon lagi dan menghampiri Clarissa serta Nessa yang duduk pada deretan paling depan diantara para tamu undangan yang hari ini ikut menjadi saksi pernikahan Vanya dan Awan.

"Lo ngomong duluan." Kata Nessa menyerahkan mikrofon pada Clarissa. Karena dia masih memangku Kai yang tertidur, serta Nessa masih belum bisa mengendalikan laju air mata yang kian deras mengalir. Tapi Nessa segera menyerahkan Kai kepada Dhani yang duduk bersebelahan dengan dirinya.

Clarissa berdiri dari duduknya. Membenarkan sebentar kebaya yang saat ini dia kenakan sebelum memberikan sedikit ucapan selamat kepada Vanya dan Awan.

"Teruntuk Vanya sahabat ku. Selamat menempuh hidup baru, mulai hari ini kamu adalah seorang istri...." Clarissa menghentikan sejenak ucapannya karena dia jadi ingin menangis.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang