PART 12

16.3K 922 4
                                    

"Kiri kiri !!!" Seru Vanya saat tujuan mereka kian dekat. Clarissa yang mengemudikan mobil pun menuruti perintah Vanya. Cafe dengan nama Blossom Cafe adalah cafe yang Vanya rekomendasikan. Katanya cafe tersebut adalah cafe yang akhir-akhir ini sedang booming dikalangan anak remaja. Memang yang terlihat sejauh ini banyak sekali anak-anak muda yang memenuhi sebagian bangku cafe.

Saat pertama memasuki cafe alunan lagu dari salah satu penyanyi kebanggaan Indonesia yaitu Raisa sedang diputar. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lirih. Proporsinya pas untuk menemani semua pengunjung menikmati hidangan yang cafe ini sajikan.

"Sebelah sana kosong tuh...!!" Tunjuk Vanya pada salah satu bangku dekat dengan pintu menuju kitchen, letaknya ajak jauh dari pintu masuk dan jarang pula dilalui pengunjung karena jalan menuju kitchen tentu saja hanya karyawan yang akan sering melewati meja yang Clarissa dan Vanya duduki. Kalau boleh memilih Clarissa lebih suka meja dekat jendela. Tetapi semua bangku dekat jendela sudah terisi penuh.

Setelah keduanya menempati bangku pilihan Vanya salah satu karyawan cafe mendekat untuk memberikan daftar menu. Clarissa menyerahkan pesanan makan siang mereka pada Vanya. Dia ingin segera fokus untuk mengurus pekerjaan. Dikeluarkan laptop yang ia gunakan untuk bekerja ke atas meja. Cafe yang memang menyediakan layanan WiFi gratis membuat Clarissa juga tak mau menunda-nunda lagi perihal pekerjaannya.

Sebenarnya setelah acara sarapan antara dia dan sang mama serta kedua sahabatnya tadi pagi, Clarisa diajak Eva menghadiri pengajian rutin yang selalu Eva datangi. Clarissa menolak karena dia masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Nessa dengan sukarela mengajukan diri untuk ikut Eva datang ke acara pengajian menggantikan Clarissa. Jadilah Clarissa dan Vanya memutuskan untuk mengantar Nessa dan mama ke masjid tempat dimana pengajian berlangsung. Vanya juga mengusulkan menunggu di cafe yang sedang booming akhir-akhir ini yang dia tahu melalui unggahan di Instagram. Dan beruntungnya cafe tersebut hanya beberapa menit saja dari masjid.

"Lah anjirr Nessa kenapa bisa lupa sih...!!" Gerutu Clarissa sesaat setelah dia membaca Email dari Pak Guntur, klien dari Surabaya yang Nessa tangani.

"Astaghfirullah mulutnya ibu direktur kita ini." Vanya masih bisa-bisanya melucu padahal Clarissa sedang kebingungan saat ini.

"Kenapa sih. Minum dulu nih." Vanya menyodorkan cappucino dingin. Clarissa bahkan tidak sadar bahwa pesanan Vanya sudah dihidangkan, fokusnya masih soal pekerjaan. Bahkan ada beberapa camilan yang juga Vanya pesan.

"Sahabat lo nih, lupa info ke gue kalau jam setengan 12 klien dari Surabaya minta video conference. Dan sedangkan ini sudah jam berapa Vanya ...!!!!" Jawab Clarissa setelah meneguk minumannya.

"Tau gini gue dirumah aja." Lanjutnya.

"Video conference disini juga bisa kan...!?"

"Yaa bisa, cuma kan suasananya enggak mendukung gitu loh Nya."

"Ya lagian suasana juga enggak rame-rame banget kan. Heran gue sama loe. Make it easy." Vanya menjawab dengan santainya dan melihat-lihat keadaan cafe yang memang tidak begitu bising.

"Anjirr Cla ada anjing disini....!!!"

"Astaghfirullah mulut model sekelas agensi Rainbow Management gini amat." Clarissa membalas ucapan Vanya tadi perihal dirinya mengumpat.

"Lo lihat deh disono...!!!" Vanya menunjuk bangku yang ada di sebelah kiri pintu masuk. Letaknya ada di pojok, jauh memang dibanding letak meja mereka. Clarissa masih sibuk sendiri membenahi penampilannya. Dia tidak ingin ada nilai minus dimata kliennya yang akan ia temui melalui panggilan video kurang lebih 4 menit lagi.

"Clarissa ihh, lihat dulu...!!!" Vanya masih tetap memaksa Clarissa, padahal wanita itu sedang mengoleskan lipcream tipis di bibirnya.

"Anjiirrr...!!!!!" Umpat Clarissa saat tahu siapa yang Vanya maksud, walaupun pelan masih bisa didengar jelas oleh telinga Vanya yang duduk dihadapannya.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang