Sekali lagi Clarissa memastikan pilihan pakaian yang akan dia gunakan siang ini sudah sesuai. Karena setelah membuka seluruh lemari pakaiannya dan memilah beberapa dress ada 3 yang Clarissa rasa pantas dia kenakan untuk acara makan siang nanti. Mamanya, Eva sudah sibuk didapur sedari tadi subuh. Eva sendiri yang mempersiapkan hidangan. Dibantu ART tentu saja. Setelah keluarga Raka memberi tahu waktu luang sehingga mereka bisa datang di undangan makan siang dari keluarga Clarissa. Eva sudah tidak sabar menunggu dan sudah merinci apa saja yang akan dirinya hidangkan.
"Mbak Claa...!!!" Suara mbak Narti memanggil Clarissa yang masih berada didalam ruangan pakaiannya. Masuk kedalam walk in closet Clarissa memang tidak bisa sembarang orang masuk. Dan pintu masukpun sudah dilengkapi dengan kata sandi dan sidik jari. Karena pintu tersebut berbahan kaca, jelas Clarissa bisa melihat keberadaan mbak Narti didepan pintu.
"Mbakk....!!!" Teriak Narti lagi lebih kencang karena majikannya masih belum juga membuka pintu dan malah melihat dirinya dari dalam saja.
"Mbakk...!!!" Kali ini disertai dengan mengetuk pintu kaca.
Dengan malas Clarissa berjalan mendekati pintu dan membuka.
"Kenapa...???" Sungut Clarissa setelah berhadapan langsung dengan wanita berambut bergelombang yang saat ini menggunakan daster polos bahan katun rayon.
"Itu lho dipanggil mama. Disuruh ambil kue di toko..." Jelas Narti.
"Ahh mama....!!!" Clarissa yang sebal menghentak-hentakkan kakinya dilantai.
"Kata mama sekarang mbak..." Desak Narti karena dilihat dari respon Clarissa, majikannya tersebut malas pergi ke toko kue mamanya.
"Suruh anter Seno aja kan bisa...." Keluh Clarissa. Seno adalah orang kepercayaan mamanya mengurus semua cabang toko kue.
"Kata mama harus mbak Clarissa sendiri yang ambil..."
Dengan sebal Clarissa menuju lantai 1 rumahnya untuk menemui Eva yang berada di dapur. Narti mengikuti Clarissa kebawah. Karena tugasnya bersih-bersih harus kembali dia lanjutkan.
"Ma...!!!" Seru Clarissa.
"Heh, cepet kamu ke toko. Mama udah bilang anak-anak. Tinggal ambil aja." Jawab Eva tanpa melihat kearah Clarissa. Dirinya tentu saja masih sibuk dengan masakannya.
"Suruh Seno aja yang nganter. Nanti aku kasih ongkos jalan deh." Clarissa hanya malas saja. Dirinya ingin beristirahat sampai nanti keluarga Raka datang.
"Sembarangan kamu. Seno sibuk." Bantah Eva. Lagi pula memang Seno benar-benar sibuk. Hari minggu laki-laki yang seumuran dengan Clarissa itu menghabiskan waktu bersama keluarganya.
"Ah mama enggak asik..." Gerutu Clarissa. Walaupun enggan, tetapi Clarissa tetap pergi ke toko kue mamanya. Pantang bagi dirinya menolak permintaan maupun perintah mamanya.
Tanpa berganti pakaian dan hanya menggunakan T-shirt crop top motif tie dye dan celana kulot 7/8 berwarna putih Clarissa segera bergegas naik keatas mengambil handphone dan dompet.
"Aku berangkat...." Pamit Clarissa. Tangannya sibuk membawa dompet dan handphone.
"Astaghfirullah, ganti baju sana....!!!" Seru Eva saat tahu ternyata anaknya tidak berganti pakaian. Masih menggunakan pakaian yang Clarissa pakai setelah mandi pagi tadi.
"Ya Allah ma. Aku cuma ngambil doang kan. Habis dari toko mama langsung balik juga."
"Ya tapi bajumu itu lho...!!!"
"Kelihatan udelnya." Lanjut Eva protes dengan kaos anaknya.
"Enggak ma, nih lihat celanaku aja sampe atas puser gini kok." Jawab Clarissa sembari memperlihatkan perutnya dan mengangkat sedikit bagian bawah kaosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...